123. Memaafkan Raka

1557 Words

"Ada apa, Mbak?" tanya Aira pada Peni. "Apa Tari sakit?" Raka juga ikut bertanya. Peni menggelengkan kepalanya. Ia mengusap Tari yang langsung menangis melihat Aira. Sejak kemarin, ia belum melihat Aira. "Biar sama saya," kata Aira. Ia mengambil alih Tari lalu menciumi pipinya. "Sayang, apa kamu nggak enak badan?" "Jadi gini, Pak, Bu, saya harus pulang kampung selama dua minggu ke depan. Maaf mendadak, tapi nenek saya baru aja meninggal dunia," kata Peni dengan nada sedih. Raka mengangguk pelan, begitu juga dengan Aira yang turut merasa berduka. "Ya, Mbak boleh pulang kalau gitu. Saya carikan tiket aja sekarang biar bisa lekas berangkat." Raka mengusap pelan pipi Tari lalu meninggalkan dapur. Sementara itu, Aira langsung mendekati Peni. "Saya turut berdukacita, Mbak. Dimakamkan hari

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD