bc

Menikahimu

book_age18+
8.1K
FOLLOW
38.4K
READ
revenge
contract marriage
one-night stand
love after marriage
pregnant
dominant
brave
drama
comedy
bxg
like
intro-logo
Blurb

Rudolf, pengawal setia super model Grace Anastasya. Dia terpaksa menikahi wanita patah hati itu demi menyelamatkan sang Nona dari depresi.

Sanggupkah Rudolf membuktikan ucapannya bahwa hidup bisa berlangsung tanpa memiliki cinta di dalamnya?

chap-preview
Free preview
Satu
Baca dulu cerita MENGEJAR CINTANYA ----- Grace mengapit Rudolf menguatkan dirinya. Bahkan, dia tak mengenal lagi laki-laki yang sedang bersanding itu. Tanpa keraguan, Raihan menolak bersalaman dengannya, menebar senyum tanpa dosa padanya. Grace hanya bisa menahan bibirnya yang bergetar, dengan nyali yang tersisa, dia berbisik lirih pada Via. "Jangan kecewakan dia, aku menyerahkan dia padamu supaya dia bahagia." Via tersenyum anggun. "Saya takkan menyia-nyiakan apa yang menjadi milik saya, Mbak. Jadi mbak tenang saja. Semoga bertemu jodoh yang lebih baik." Grace merasa ditampar dengan kata- kata itu, saat ini, meski dia sudah berada di mobil bersama Rudolf, perkataan menyakitkan Via masih terngiang-ngiang menyakitkan. "Tenangkan diri anda, Nona." Rudolf bergitu kasihan dengan wanita itu. Dia melalui banyak hal selama lima tahun ini. "Ini sangat sakit." Grace meremas gaunnya , dadanya terasa sesak. "Mungkin dia bukan jodoh anda. Bagaimana pun anda mengusahakannya, pada akhirnya dia tetap takkan menjadi milik anda." "Lalu? Apa lagi yang harus aku lakukan?" Grace mengusap air matanya. Hanya Rudulf yang menjadi teman bicaranya selama ini. "Anda hanya perlu menerima kenyataan. Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan demi cinta." Rudolf berkata bijak. Grace terdiam. Beberapa saat dia menanggapi ucapan pengawalnya itu. "Kalau begitu kau saja yang menikahiku, kita tak perlu cinta untuk menikah, hanya kau satu satunya laki-laki yang paling memahamiku." "A ... A ... Apa?" Rudulf tercekat. Nonanya berubah aneh. Apa dia salah makan di pesta tadi? Tapi dia tak memakan apa pun. "Ini perintah, aku tak menunggu persetujuanmu. Kita menikah, satu minggu lagi." Air mata Grace langsung lenyap. Ide gila itu terpikir begitu saja. "Nona, anda baik-baik saja? Apa anda sedang berakting?" Rudolf merasa tenggorokannya kering. "Jalankan mobilnya! mulai besok kita akan mengurus persiapan pernikahan." "Nona, jangan bercanda!" Wajah Rudolf menegang. "Apa aku pernah bercanda denganmu?" "Tapi, tapi...," Rudolf kebingungan menyampaikan alasan. "Kau punya istri?" "Tidak." "Kekasih?" "Tidak." "Kau gay?" *** Seperti biasa, Grace melempar sepatu dan tasnya ke sembarang arah, dengan mata setengah terpejam dia membanting tubuhnya ke tempat tidur. "Oh God, aku benar-benar merindukan ranjangku." Dua Minggu ini sangat melelahkan baginya, bagaimana tidak, dia berkeliling ke beberapa negara untuk melakukan pemotretan yang tak biasa. Bahkan dia hampir diserang hypotermia saat berpose dengan gaun terbuka milik perancang pakaian terkenal dunia, yang salah satunya berlatar di pegunungan Himalaya. Grace mengutuk ide fotografer handal yang namanya sudah dikenal di dunia itu. Mereka hanya peduli pada hasil yang sangat bagus. Grace baru saja memejamkan matanya, saat Rudolf yang merupakan sang pengawal sudah berada di kamarnya sambil menenteng koper berukuran sedang. Rudolf mengira wanita itu sudah tidur, tapi suaranya masih terdengar segar di telinga laki-laki matang itu. "Kau ingat kan? Tiga hari lagi kita akan menikah." Rudolf tertegun, rencana awal yang hanya satu minggu , tertunda karena panggilan pekerjaan secara mendadak. Rudolf kira wanita itu melupakan rencana konyol itu, tapi sepertinya dia tetap akan melanjutkan rencananya. "Nona, saya rasa kita butuh waktu untuk saling mengenal." Grace berdecak kesal, dia bangun menatap Rudolf nyalang. "Kenalan apa lagi? Kita sudah bersama selama bertahun-tahun. Jika kau mengulur waktu dengan tujuan membatalkan rencanaku, maka buang saja mimpimu!" Rudolf memijit keningnya, dia hafal betul dengan sifat wanita itu. Berdebat dengan Grace hanya akan menghabiskan waktu, pada dasarnya dia tak mau kalah. "Mendekatkan! Ada beberapa hal yang ingin ku beritahu padamu." Rudolf memasukkan tangannya ke kantong celana, melangkah beberapa meter mendekati Grace. "Kau tau tujuan aku mengajakmu menikah apa?" "Tidak." Rudolf menjawab tegas. "Aku ingin punya anak, seperti Raihan dan Via." Rudolf terdiam, anak? Dia tak pernah berencana memilikinya, apa lagi dengan Grace. Wanita itu bukan tipenya. Bukan wanita seperti Grace yang dia mau. "Tapi kau jangan besar kepala dulu." Suara Grace terdengar sinis. Kening Rudolf kembali berkerut. "Aku hanya butuh bibit, tak butuh prosesnya, kau kira aku mengajakmu tidur bersama? Aku bahkan membayangkan hubungan intim adalah hal yang sangat mengerikan, setelah aku diperkosa oleh laki-laki gila itu." Grace ingat bagaimana dia pulang di pagi hari dengan tubuh penuh luka bekas cambukan kemudian berakhir di rumah sakit. Rudolf mengetatkan rahangnya. Gadis ini sungguh keterlaluan, apa menurutnya dia bagaikan bank sperma yang bisa diambil sesuka hati? "Anda telah menyinggung saya, Nona." Suara Rudolf terdengar dingin. Grace tertawa mengejek. "Kau pikir aku akan mengajak seorang pengawal tidur bersamaku? Walaupun aku depresi, aku rasa aku belum gila. Aku memintamu menikahimu bukan berarti aku suka padamu, ini murni kerjasama bisnis." Rudolf menatap tajam wajah cantik menyebalkan itu. Pantas saja Raihan tidak tahan dengan Grace sehingga meninggalkannya, dia wanita pemaksa, suka menekan dan egois. Bertahun-tahun bekerja dengan Grace, dia berusaha sabar melayaninya. Kerena gaji yang diberikan wanita itu sangat besar. "Anda selalu sesuka hati pada saya." "Rudolf, jangan menganggap serius pernikahan yang aku ajukan padamu. Aku melakukannya untuk membalas dendam pada Raihan, dan membuktikan padanya aku juga bisa bangkit setelah dia meninggalkanku." "Saya tak pernah menganggap tawaran anda serius bagi saya. Karena saya tau betul siapa anda, anda orang yang suka bermain-main." Rudolf tak tahan lagi, dia menumpahkan kekesalannya kali ini. "Bagus. Artinya kau mengenalku dengan baik. Jadi, pernikahan ini hanya aku yang boleh mengakhirinya, mungkin setelah mendapatkan anak. Setelah itu kita bercerai, untuk itu, aku akan memberikan bayaran yang pantas untukmu." Rudolf menatap dingin wanita itu, bolehkah dia mengumpat? Wanita ini memperlakukannya bagaikan barang bekas tak berguna, dipakai sepuas hati lalu dibuang apa bila tak diperlukan lagi. "Apa maksud anda, nona?" "Sederhana, aku akan membayarnya sesuai dengan lama kita menikah. Aku rasa 10 Miliyar selama setahun cukup untukmu." Rudolf menatap wanita itu dingin, Grace memang gila. Semakin gila sejak Raihan menikah dan tak lagi memandangnya sedikitpun. "Baik. Saya akan melakukannya." "Kau hanya perlu berpura-pura saat di depan publik, selebihnya ingat dirimu, bagiku statusmu takkan pernah berubah." Grace kembali berbaring." Pergilah!" Rudolf mengetatkan rahangnya kembali. Andaikan dia tak butuh uang, andaikan melawan wanita itu begitu mudah, pasti dia lebih memilih meninggalkannya. Tapi beban yang teramat besar di pundaknya harus dipikul. Setelah kematian ayahnya, laki-laki itu harus membanting tulang mencari uang. Hutang sang ayah tidaklah sedikit, sangat banyak, bahkan jika dibayar dengan gajinya seumur hidup. "Apa?" Rudolf mulai tersinggung. "Tentu saja tidak." "Kemungkinan terakhir, apa kau impoten?" "Jangan asal menuduh, Nona! Ucapan anda menyinggung saya." "Kalau begitu kita akan menikah. Setidaknya kau bisa memberiku anak. Mungkin dengan begitu aku tak lagi kesepian." "A ...apa?" Rudulf semakin tak habis pikir. "Jalankan mobilnya! Aku mengantuk." Rudolf membuang nafas kasar. Dia bergidik ngeri, apa nonanya itu berubah gila karena patah hati? *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.0K
bc

My Secret Little Wife

read
94.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
101.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook