62. Perlahan Luluh

1415 Words

Pada akhirnya Aleena benar-benar mengajak pria itu bertemu di keesokan harinya. Dia harus mencari waktu luangnya karena tidak bisa seenaknya pergi meninggalkan toko dan lagi dia juga tidak enak pada Farah. Saat ini Aleena menatap Agastya yang duduk tepat di hadapannya dengan sorot ragu, tapi serius. Di antara mereka, hanya suara gelas yang diketuk pelan ke meja kayu, dan musik latar dari café yang terdengar samar. “Aku mau bicara soal toko Laila,” ujar Aleena perlahan. Agastya tak langsung menjawab, hanya mengangkat alisnya, menunggu. Dia sedikit kecewa karena Aleena tidak lagi menyebut namanya sendiri ketika berbicara, seperti dulu. Kini dia yakin jika gadis itu memang sudah banyak berubah. “Aku tau kamu yang bikin semua itu jadi ramai. Followers naik, pesanan membludak, produk live

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD