Akan Menjadi Bagian Keluarga Gunadhya

905 Words
Senyum Naraya terkembang kaku sembari menatap satu-satu orang yang duduk di sebuah meja makan besar. Mami menghampiri Naraya, kedua tangannya terentang mengundangnya ke dalam pelukan dan saat itu juga Naraya melepaskan tangannya yang digenggam Ghazanvar. “Apa kabar sayang?” “Baik, Mi.” Naraya sudah tidak memiliki kesempatan untuk mengundurkan diri, mana tega dia mengecewakan mami. “Ayo mami kenalin sama keluarga yang lain.” Mami merangkul Naraya, semua mata kini tertuju pada Naraya. “Ini kakek Narendra Gunadhya dan yang di sebelahnya nenek Aura.” Naraya mengulurkan tangan meminta tangan kakek untuk kemudian dia kecup bagian punggungnya. “Naraya.” Naraya memberitahu namanya sebelum akhirnya dia melakukan hal yang sama kepada nenek. “Cantiknya calon cucu menantu nenek.” Berbeda dengan kakek yang hanya tersenyum, nenek Aura memberikan pujian. “Dan ini oma Maya, bundanya mami.” Mami memperkenalkan ibu kandungnya. Setelah Naraya bersalaman dengan beliau, mami mengajak Naraya berkeliling meja makan dengan memperkenalkan anggota Gunadhya yang lain yang dapat hadir malam itu. “Ini om Kama-kakak pertama papi Arkana dan ini tante Arshavina-istrinya … om Kama punya kembaran namanya aunty Kalila yang sekarang tinggal di Jerman sama suaminya-uncle King, lalu ada om Kaivan-adiknya papi Arkana dan ini tante Fira-istrinya … mereka tinggal di Bandung, sengaja datang untuk ketemu Nay … adik bungsu papi namanya aunty Kejora juga tinggal di Jerman sama suaminya Uncle Arjuna ….” Naraya menyalami mereka satu persatu sambil menghafal nama om dan tantenya Ghazanvar beserta yang berdomisili di Jerman. Setelah itu mami Zara mengenalkan Naraya kepada para keponakan papi Arkana. Ada Davanka anaknya om Kama beserta istri dan anaknya, om Kama juga mengatakan kalau masih ada tiga anaknya yang tidak dapat hadir malam ini. Acara perkenalan masih berlanjut, memperkenalkan Naraya dengan anak-anaknya om Kaivan dan tante Fira. Dan terakhir mami Zara menyebutkan siapa-siapa saja keponakan dari pihak papi Arkana yang tidak dapat hadir malam ini karena memiliki kesibukan lain. Naraya sudah kenal dengan keempat adik Ghazanvar jadi mereka saling menyapa. Ada Aruna si bungsu yang teramat ramah dan sepertinya senang memiliki kakak perempuan. “Duduk di sini, Nay.” Aruna menarik kursi kosong di sampingnya. Naraya dan Aruna seusia jadi Naraya meminta Aruna memanggilnya dengan nama saja. Acara perkenalan ini sangat melelahkan bagi Naraya karena ternyata keluarga Ghazanvar banyak sekali. Tenggorokannya terasa haus dan langsung menghabiskan setengah gelas air begitu bokongnya mendarat di salah satu kursi. Pelayan bergantian datang membawa menu makan malam hangat yang tersaji di piring-piring cantik. Makan malam itu cukup santai di selingi dengan senda gurau adik-adiknya Ghazanvar. “Katanya Nay kuliah di Universitas seni, ya?” Kakek Narendra bertanya, menjadikan Naraya topik pembicaraan. “Iya Kek, Nay ambil jurusan Seni Tari.” Naraya menjawab. “Kemarin Abang nonton Nay nari tarian daerah di Istana Negara, keren banget lho Kek.” Ghazanvar mempromosikan calon istrinya. “Oh ya? Acara apa?” celetuk om Kaivan bertanya. “Acara menyambut Perdana Mentri Jepang,” jawab Ghazanvar jujur. “Kenapa kamu bisa ada di sana? Kamu masuk partai?” Om Kama berkomentar dan Ghazanvar hanya memberikan cengiran sebagai respon. Nenek Aura mengucapkan bela sungkawa yang lupa diucapkan oleh keluarga yang lain dan setelahnya om, tante beserta sepupu Ghazanvar ikut mengucapkan kalimat turut berduka cita. Hal tersebut memberitahu Naraya kalau keluarga Ghazanvar benar-benar sudah mengetahui siapa dirinya. Kesan yang Naraya tangkap dari awal sampai saat ini mereka telah berpindah ke ruang televisi adalah seluruh keluarga Ghazanvar menyukainya jadi boleh donk kalau Naraya berpikir dia pantas menjadi menantu Gunadhya. Tidak ada yang bersikap judes atau ketus, mereka sangat ramah sehingga perlahan rasa insecure Naraya berkurang. “Nay, kemarin Papi dateng ke rumah pak Rukmana … Papi sudah mengutarakan keinginan keluarga kami untuk meminang kamu menjadi bagian dari keluarga kami … Papi mengundang pak Rukmana untuk hadir malam ini tapi beliau sedang sibuk dalam masa kampanye mengingat beberapa minggu ke depan akan dilaksanakan pemilihan umum ….” Kalimat papi Arkana menggantung di saat Naraya sedang mencerna apa yang disampaikan beliau. “Jadi paman Rukmana udah tahu?” Naraya membatin. “Berhubung paman kamu dan keluarganya enggak bisa datang jadi malam ini kita buat acara sederhana aja ya.” Mami Zara menimpali. Naraya yang duduk di antara mami dan Ghazanvar otomatis menghadapkan wajahnya kepada mami saat beliau bicara. Dia sedang bertanya-tanya sebenarnya acara apa yang dimaksud mami Zara? Tapi kemudian dia merasakan tepukan di pundaknya dan sontak dia menoleh pada Ghazanvar. Mata Naraya membulat, dia refleks menutup mulut yang sedikit menganga karena terkejut menggunakan kedua tangan lantaran ketika mempertemukan tatap dengan Ghazanvar malah disodorkan sepasang cincin di dalam kotak beludru. Ghazanvar meraih satu tangan Naraya untuk kemudian dia sematkan cincin. Pria itu tidak perlu bertanya apakah Naraya bersedia menikahinya karena sang gadis telah memberi jawaban sewaktu mereka jalan berdua ke Dusun Bambu. Gantian Naraya menyematkan cincin di jari manis Ghazanvar dengan gemuruh di d**a lantaran segala rasa tengah berkumpul di sana. Acara pertunangan ini memang sangat sederhana tapi Naraya tidak mempersalahkannya, yang dia tidak terima adalah ketidakhadiran kedua orang tuanya. Naraya berusaha menahan luapan emosi sedih dengan menggigit bibir bagian bawah, kendati demikian Ghazanvar sudah menangkap air mata Naraya yang nyaris tidak terbendung. Ghazanvar langsung memeluk Naraya menggunakan satu tangannya yang kekar, detik selanjutnya tumpah lah air mata Naraya di d**a Ghazanvar. Suasana seketika hening seakan mereka semua mengerti apa yang tengah Naraya rasakan saat ini. “Jangan sedih berlarut-larut, Nay … kamu memang kehilangan kedua orang tua kamu tapi kamu akan menjadi bagian keluarga besar Gunadhya,” kata kakek menenangkan Naraya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD