Max POV Aku membuka mataku, kepalaku mendadak sakit dan pusing. Di sisi lain, aku melihat langit-langit rumah yang tampak asing bagiku. Aku merintih ketika merasakan ngilu di tubuhku. "Max, kau akhirnya sadar juga." kata seseorang. Aku menoleh padanya dan memandang sahabatku, Alvin menatap padaku dengan perasaan lega. "Kata warga, kau terseret arus deras sungai yang meluap tapi beruntung kau bisa selamat." tambahnya lagi. Arus deras sungai? Seketika memoriku kembali memutar tentang ingatan tentang tubuhku yang di gulung oleh arus sungai tersebut yang layaknya ombak. Amira? Aku menoleh sekelilingku dan mendapati Bunda Aliya dan keluarga besar Alvin tapi Amira tak ada. 'Di mana Amira? Kenapa dia tak ada di sini?' batinku bertanya-tanya. Tak kuperdulikan tubuhku yang kesakitan, aku bangki