Senyum tak lepas dari wajah Khansa ketika melihat suaminya semangat sekali mengajak bermain Nana. Wajah keduanya sama berseri, dan tak jarang mereka bertos ria saat bola basket itu masuk ke dalam ring. "Yee masuk," seru Nana dengan nada riang. "Ayo cepat kamu gantian lagi yang lempar. Ya gitu, upps nah masuk." "Wah kuponnya banyak Om." Lalu mereka tertawa lebar. Dan Rayhan mengusap dengan sayang puncak kepala Nana. Mereka seperti anak dan ayah. Melihat itu rasa bersalah di dalam d**a Khansa muncul. Seharusnya ia sudah hamil, seharusnya putri mereka yang kini tengah Ray ajak bermain dan tertawa bersama. Ada juga rasa haru yang menyelusup ke dalam d**a. Melihat senyum polos Nana bersama suaminya. "Seperti apa ayahmu Farhana, yang tidak memiliki hati nurani dan begitu saja pergi menin