Pemersatu Bangsa

1008 Words

Resti tak henti memandangi Amel. Jika Resti lihat-lihat, ibu tirinya itu cantik. Dandanan ala kadar saja sudah membuat dirinya terpesona, apalagi kalau dandan seperti waktu menikah kemarin. Resti saja di buat pangling dengan rupa menawan Amel. "Mah..." Amel meletakkan sendok dan garpu ke atas piring, menatap Resti yang baru saja memanggil diriya. Gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum menyanga dagu dengan ke dua telapan tangan. "Resti udah bilang belom sih kalau Mamah cantik banget?!" "Eh!" kaget Amel. Ia menggaruk kepala. Salah tingkah dengan pertanyaan Resti. "Mamah cantik banget tauk! Resti pengen dong kayak Mamah." ujar remaja itu tak menutupi kekagumannya pada sosok Amel. Amel merah padam. Pipinya bersemu. Pujian Resti tentu saja menggelitik Amel. Ia tak menyangka akan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD