Bukan Salah Kamu

1616 Words

"Ada apa? Sejak tadi Bapak melihat ke arah saya terus." Nara menahan suapan bubur ayam ke mulutnya. Sejak tadi Damar menatap ke arahnya. Pria itu bahkan tidak menyentuh makanannya. "Bukan apa-apa. Saya hanya merasa senang. Pada akhirnya kamu tidak menutup diri lagi." Damar menurunkan tangannya yang menopang kepala. Menyambar sendok makan untuk menyuap bubur ayamnya. Nara tersenyum tipis. Namun sedetik kemudian, wanita itu melunturkan senyumannya yang belum sempat Damar saksikan. Bersikap seolah biasa padahal dalam hatinya tidak merasa demikian. Nara akui, Damar memang berhasil meruntuhkan tembok pertahanan diri nya. Di saat para pria di luar sana memilih untuk menyerah ketika Nara menolaknya. Damar malah semakin gigih dan pantang menyerah untuk mendapatkan kepercayaannya. Damar juga be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD