“Astaga, mereka asyik sekali. Sampai-sampai nggak mendengar padahal aku sudah berdeham sangat keras.” Ammar tak memiliki pilihan selain pergi dari dapur. Padahal dia ingin mengambil air minum karena tenggorokannya haus sekali. Sepanjang langkahnya menuju ruang tengah, Ammar tak bisa berhenti menggerutu. Ah tidak. Pria itu tak bisa berhenti memikirkan sekelebat kejadian yang tak sengaja dilihatnya saat di dapur tadi. Mendapati Damar sedang berciuman, hal itu adalah momen paling langka yang Ammar pernah dapati dan lihat sepanjang hidupnya mengenal pria itu. “Dasar Mas Damar, bilangnya cuman teman. Tapi teman mana yang saling mencium kayak tadi?” Laki-laki itu terkekeh. Pantatnya mendarat dengan sempurna di atas sofa di ruang tengah. Ammar melupakan rasa haus di tenggorokannya. Bibirnya ya