Savana berdecak malas. Berbaring menyamping, rapat, menekan bantal di kepala. Menutupi telinga. Berisik. Suara ponselnya terdengar nyaring. Mengganggu tidur indahnya di pagi hari. Ia berdecak, marah. Tanpa sengaja, menendang benda itu hingga jatuh ke lantai. Kemudian, Savana mengendus. Menghirup aroma maskulin di kamarnya. Vetiver, pepper, patchouli, dan sedikit sentuhan feminin lavender dan geranium dikemas dalam satu botol mahal. Savana menelan ludah. Kenal, namun tetap lelap menikmati tidurnya. Tanpa membuka celah matanya sedikit pun. "Aromanya seperti parfum Vernon," bisik Savana. Runyam. Membalikkan badannya. Sadar, ia masih di kamar miliknya— Updown Court. Setengah mengantuk. "Mau sampai kapan kau tidur?" Savana terkejut. Lekas membuka mata. Lebih duduk dengan sigap di pinggir