Xiao Lan menutup buku terakhir yang harus ia baca, kemudian ia berdiri dan merenggangkan ototnya yang kaku karena terlalu lama duduk untuk membaca.Setelah membaca semua buku tentang kultivasi dan sejarah dunia ini selama seminggu penuh akhirnya ada beberapa hal yang dapat Xiao Lan pahami sedikit.
Misalnya saja di dunia ini terdapat tiga benua yaitu benua Qianlong, benua Leiming, dan benua Tianxia. Benua tempat ia tinggal saat ini adalah benua Qianlong, benua yang paling rendah diantara tiga benua itu. Sementara benua paling kuat adalah benua Tianxia yang dimana terdapat banyak petarung tingkat tinggi yang tak terhitung jumlahnya.
Dibenua Qianlong terdapat empat kekaisaran besar dan beberapa kerajaan kecil dibawahnya. Diantaranya kekaisaran Meng (asal si mantan tunangan putri Liu Xiao Lan), kekaisaran Qin yang merupakan kekaisaran terbesar dan terkuat, kekaisaran Xia yang terkenal dengan ramuan dan obat obatnya , dan terakhir kekaisaran Zhu Wei yang terkenal dengan hasil sutra dan perhiasannya. Keempat kekaisaran ini membentuk sebuah lingkaran dengan tengah-tengahnya terdapat sebuah hutan yang sangat ditakuti tapi juga sering dijelajahi yaitu hutan kegelapan tempat dimana ia tinggal sekarang.
Setelah memahami semua itu ia sudah memutuskan untuk menjelajahi semua benua ini dan pastinya mencicipi semua jenis makanannya. Mengingat tentang makanan sekarang ia menjadi lapar dan sepertinya waktu makan siang akan segera tiba.
Adapun hal-hal tentang dasar-dasar kultivasi seperti bagaimana cara menyerap energi roh saat ia mencoba mempraktekkanya, ia selalu gagal seolah-olah ada sesuatu yang menghalanginya untuk menyerap energi roh disekitarnya. Sesuatu yang tipis namun juga kokoh yang sulit untuk dilewati. Saat ia memaksakannya seluruh tubuhnya akan terasa terbakar seolah-olah itu akan segera menjadi abu saat itu juga, dan ia berhenti saat itu juga dan rasa terbakar itu akan hilang seketika seperti itu hanya ilusi semata tapi keringat yang keluar dari tubuhnya membuktikan jika itu nyata dan ia tidak mempraktekkannya lagi sampai sekarang.
Ia bergegas membereskan semua buku dan mengembalikannya ke rak tempat penyimpanan dan memghampiri Yin Li yang sepertinya sudah selesai membaca juga.
"Yin Li apa kau sudah selesai? Jika sudah ayo cepat bereskan dan kita menemui guru" Xiao Lan sedikit mendesak, ia sedang membayangkan makanan apa yang akan disajikan untuk makan siang hari ini.
"Iya nona, mohon tunggu sebentar" ucap Yin Li sambil mengembalikan buku-buku yang ia baca ketempatnya. Setelah selesai membereskan semua buku,belum sempat ia mengatakan sesuatu kepada Xiao Lan tangannya sudah ditarik keluar ruangan perpustakaan itu menuju ke ruang makan. Melihat perlakuan tuannya terhadap dirinya hati Yin Li penuh dengan kehangatan. Beberapa hari setelah nonanya bangun dari koma waktu itu, nonanya banyak berubah dari sikapnya yang dulu seperti sosok kosong tanpa jiwa semangat hidup menjadi lebih hidup dan periang walaupun kadang aneh juga tapi ia bahagia melihatnya.
Beberapa hari terakhir ini nonanya punya hobi baru yaitu makan, nonanya menggemari mencicipi berbagai jenis makanan dan tidak pilih-pilih namun kadang-kadang juga mengomentari makanan itu seperti 'ini terlalu asin' atau 'memasaknya terlalu lama 0,02 detik' walaupun ia tidak tahu kata 'detik' itu apa artinya. Namun terlepas dari semua itu ia bahagia melihat tuannya bahagia setelah semua hal buruk menimpahnya dan tuannya. Jauh didalam hatinya ia bertekad untuk menjadi lebih kuat agar ia bisa melindungi tuanya dari bahaya apapun untuk membuatnya tetap bahagia.
Setelah berjalan cukup lama atau lebih tepatnya berlari-lari kecil menuju ruang makan akhirnya mereka sampai. Sebelum masuk Xiao Lan menstabilkan nafasnya terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan. Di dalam ruangan guru Xu dan guru besar Ying sudah menunggu mereka berdua sambil berbincang-bincang tentang masalah perguruan. Melihat mereka berdua berjalan masuk kedua orang tua itu menyambut mereka.
"Ah! Kalian berdua sudah datang, mari! Mari silahkan duduk kita makan bersama" ucap guru Xu dengan antusias.
"Kalian pasti lelah membaca buku terus-menerus selama seminggu ini dan kekurangan energi jadi perbanyak makan sayur untuk menjaga kesehatan" ucap guru besar Ying tak kalah antusias.
Mendengar pernyataan kedua penatua itu menyambut mereka dengan begitu hangat membuat hati Xiao Lan maupun Yin Li penuh kehangatan. Selama seminggu ini mereka sering menghabiskan waktu bersama dan makan bersama secara tidak sadar membentuk ikatan keluarga diantara mereka.
Dengan senyum hangat mengembang, mereka berdua duduk didepan meja. Tidak lama kemudian beberapa pelayan membawakan makanan dan meletakannya diatas meja. Di atas meja ada hidangan daging dan berbagai sayuran yang terlihat lezat. Melihat semua hidangan ini membuat mata Xiao Lan berbinar, selama hidupnya yang dulu maupun sekarang ia belum pernah menikmati makanan yang seenak ini. Ya meskipun masih lebih istimewa masakan ibunya dan neneknya. Adapun putri Liu Xiao Lan juga belum pernah menikmati makanan enak sejak ia berumur 5 tahun. Mengingat hal itu gelombang kemarahan muncul dihatinya namun ia segera menepisnya segera. Ia tidak ingin merusak acara makan yang penuh kehangatan ini.
"Ayo! Ayo silakan makan jangan malu-malu"ucap guru Xu mempersilahkan kedua perempuan itu makan.
"Ayoyo muridku yang malang kau begitu kurus. Lihat tidak ada daging yang melekat di badanmu itu seperti hembusan angin bisa merobohkanmu kapan saja. Ini makan daging ini juga untuk menambah nutrisimu, makan juga sayuran ini rasanya sangat lezat" ucap guru besar Ying dengan memberikan Xiao Lan berbagai jenis makanan kedalam mangkok nasinya hingga menjadi sebuah gunung kecil, kemudian menatap bangga pada guru Xu. Melihat itu guru Xu tidak mau ketinggalan ia menempatkan beberapa potong daging dan sayur ke mangkok Yin Li sambil berkata,
"Muridku ini juga sangat kurus dan rapuh kau harus banyak makan. Silahkan makan ini, ini, dan ini juga" melihat kedua penatua yang saling bersaing memperlihatkan kasih sayang mereka terhadap murid masing-masing membuat alis Xiao Lan berdenyut.
"Guru kurasa sebaiknya ini cukup guru berdua juga harus makan kami akan mengambil sendiri jika ini masih belum cukup untuk kami nanti" Xiao Lan berusaha mempertahankan senyumnya saat mengucapkan kata-kata itu dengan sebaik dan sesopan mungkin. Mendengar muridnya mencoba menegur mereka berdua kedua penatua itu manatap mangkok nasi didepan muridnya yang sudah menggunung dan melihat piring berisi lauk diatas meja yang hampir habis karena ulah mereka. Seperti kedua anak kecil yang tertangkap basah melakukan kesalahan mereka batuk sedikit dan mengambil sumpit mereka berusaha untuk melupakan kejadian tadi. Namun suasana masih terasa canggung.
"Guru, kapan kami akan belatih seni beladiri yang sesungguhnya?" Xiao Lan berusaha mengalihkan topik untuk menghilangkan kecanggungan di ruang makan itu.
Seolah memahami niat baik Xiao Lan, guru besar Ying segera menanggapi," besok kita bisa mulai temui aku di Paviliun Angin besok pagi. Sebenarnya kami menyuruh kalian membaca dasar-dasr kultivasi itu bertujuan untuk kalian memahami apa sesungguhnya tujuan kultivasi dan tujuan itu dapat kalian simpulkan berdasarkan tujuan hidup kalian".
"Dan untuk Yin Li temui aku di kaki gunung Dou besok pagi. Kita akan memulai latihan disana untukmu" guru Xu juga memberitahu pada Yin Li.
"Baik guru!" Jawab mereka serempak. Setelah itu mereka melanjutkan makan siang itu dengan sesekali berbincang.
❤