Luo Bai atau sering dipanggil Bai tua oleh anggota Ying You Sect adalah seorang pandai besi yang ahli. Ia biasanya membuat senjata untuk murid-murid yang belajar disini. Xiao Lan memanggilnya paman.
Tempat tinggalnya berada di halaman timur. Xiao Lan dan Yin Li berjalan menuju kesana. Sesampainya ia dan Yin Li disana dapat didengar suara berisik besi yang sedang ditempa.
"Permisi, paman Bai apa anda ada didalam?" Xiao Lan sedikit meninggikan suaranya agar tidak terendam dengan suara besi yang dipukul.
"Ya aku disini, masuklah!" Suara yang terdengar sedikit serak dan kasar dapat terdengar menimpali. Kemudian Xiao Lan dan Yin Li masuk kedalam bangunan yang dikhususkan untuk tempat penempahan besi. Saat mereka memasuki ruangan, panas api menyambut mereka, ruangan itu terang dengan nyala api yang membara.
"Oh jadi itu nona Lan, maaf karena saya sedang menempa senjata yang dipesan oleh salah satu murid disini" seorang lelaki tua bertubuh kekar yang rambutnya sudah memutih separuh menyambut mereka dengan ramah. Ini adalah paman Bai yang dimaksud oleh Xiao Lan. Lelaki tua itu sangat menyukai Xiao Lan yang tidak memandang rendah orang lain. Meskipun ia tidak tau identitas sebenarnya siapa itu Xiao Lan, dapat dilihat ia adalah seseorang yang penting atau mungkin seorang bangsawan dari seorang pelayan yang selalu bersamanya dan juga ia terlihat sedikit terawat meskipun wajahnya biasa saja dengan tanda kemerahan itu.
Itu benar, pengobatan yang dilakukan oleh Xiao Lan untuk menghilangkan racun dari tubuhnya tidak sepenuhnya memperbaiki wajahnya. Ada titik merah seperti bekas jerawat besar dipipinya itu. Namun ia tidak terlalu terganggu dengan itu.
"Paman boleh aku minta bantuanmu?" Xiao Lan berinisiatif untuk memulai pembicaraan.
"Oh kalau begitu tunggu sebentar, Wu'er kau lanjutkan tempahan ini aku akan bicara dengan nona Lan sebentar" perintah Paman Bai kepada anaknya sekaligus muridnya sendiri. Ia mempunyai seorang putra satu-satunya, Bai Wu ia bisa dibilang cukup tampan dan pintar untuk orang seusianya yang masih 18 tahun ini.
"Baik guru" ditempat belajar ia akan memanggil ayahnya sendiri guru sementara dirumah ia akan memanggilnya ayah.
"Nona silahkan" ucap Bai tua sambil mengelap keringatnya dengan kain seperti handuk dan keluar ruangan. Xiao Lan dan Yin Li mengikuti. Setelah berada diluar ruangan barulah angin sejuk menyambut mereka menghilangkan panas dari ruangan tadi.
"Jadi nona apa yang bisa saya bantu?" Bai tua bertanya sambil tersenyum tulus. Xiao Lan membalas senyum itu. Kemudian ia menyerahkan kertas yang sedari tadi ia bawa.
"Paman Bai, apa paman bisa membuatkan ini untukku?" Xiao Lan sedikit gugup karena ia takut itu akan sedikit sulit untuk di buat bagi jaman ini dan pasti ini pertama kalinya benda itu dibuat disini. Bai tua menerima kertas itu dan melihat isinya. Ia sedikit mengernyitkan alisnya karena pertama kali melihat benda itu. Sebenarnya yang digambar oleh Xiao Lan adalah mesin manual yang dapat membuat es serut dan juga dapat membuat jus(mungkin).
"Sepertinya saya bisa membuatnya, namun ini membutuhkan waktu kira-kira 2 bulan lamanya" Bai tua memustuskan untuk membuat benda aneh ini.
Xiao Lan menarik nafas lega," terima kasih paman, untuk masalah waktu itu tidak masalah saya akan menunggunya". Ia kemudian mengucapkan beberapa kata lagi dan berpamitan pergi meninggalkan kediaman Bai tua itu.
Hari masih siang jadi Xiao Lan memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Tiba-tiba seorang pelayan menghampiri mereka dengan tergesah-gesah.
"Nona! Tolong tunggu sebentar (terengah-engah)" ucap pelayan itu.
"Tenang dulu tarik nafas hembuskan, nah sekarang bicaralah" ucap Xiao Lan saat pelayan perempuan itu mulai tenang.
"Itu, anu nona guru Xu memanggil nona dan Yin Li untuk menemuinya di ruang kerjanya" ucapan itu akhirnya keluar dari mulut pelayan itu.
"Baik kami akan segera kesana, ayo Yin Li. Tunjukan jalan". Kemudian mereka bertiga berangkat menuju ke tempat yang dimaksud pelayan itu.
Sesampainya disana, pelayan tadi mengetuk pintu sebelum membukanya." Tuan nona Lan ada disini" ucap pelayan itu kemudian berbalik dan berpamitan dengan Xiao Lan kemudian pergi.
Kemudian Xiao Lan dan Yin Li memasuki ruangan kerja guru Xu. Didalam terdapat 2 orang pria parubaya. Yang satu duduk di sebelah kanan adalah guru Xu sementara yang duduk ditempat utama mungkin adalah seorang tetua dilihat dari guru Xu yang menghormatinya.
"Ah, nona sudah datang, mari silahkan duduk" guru Xu pertama yang menyambut mereka berdua. Setelah memberi hormat Xiao Lan dan Yin Li duduk ditengah-tengah. Keadaan saat ini seperti persidangan sedang berlangsung namun aura yang mengelilinginya penuh kehangatan dan keharmonisan.
"Nona saya memanggil kalian berdua disini untuk membahas tentang keinginanmu belajar seni bela diri. Pertama perkenalkan ini adalah Guru Besar Ying sekaligus tetua dan pemilik sekte ini" guru Xu memperkenalkan.
"Salam Guru Besar Ying" ucap Xiao Lan dan Yin Li bersamaan.
"Ah tidak perlu formal begitu aku sudah menganggap kalian seperti anakku sendiri" balas Guru Besar Ying.
"Baiklah nona Lan, yang akan mengajarkan seni bela diri padamu adalah Guru Besar Ying pribadi sementara Yin Li aku juga secara pribadi akan mengajarinya." Ucap guru Xu dengan senyum cerah diwajahnya.
"Baiklah. Tapi mengapa kami di ajar dengan berbeda? Bukankah lebih baik kami diajar oleh orang yang sama?" Tanya Xiao Lan bingung. Dia adalah orang yang sangat ingin tahu.
Mendengar itu guru Xu tidak tau harus tertawa atau menangis. Ia sudah beruntung bisa menjadi guru Yin Li yang punya bakat bawaan ungu dan ia tidak berani bermimpi untuk bisa mengajari seorang monster ini.
"Begini, bakat bawaan yang kalian miliki itu berbedah dan cara mengajarkan seni beladirinya juga berbedah karena konstitusi tubuh kalian sangat beda jauh dan saya tidak punya keahlian untuk merawat nona Lan" bukan tidak punya tapi tidak mampu, namun kata terakhir tidak diucapkan guru Xu.
"Oh jadi begitu, baiklah jadi kapan kami akan memulai pelatihannya? Hari ini atau besok?" Tanya Xiao Lan dengan mata berbinar.
"Bisa di mulai hari ini, pertama-tama kalian akan belajar dasarnya terlebih dahulu. Datang ke perpustakaan dan cari buku tentang seni beladiri dasar disana dan pahami. Itu saja kalian berdua boleh mulai" ucap guru Xu menginstruksikan.
Hari itu Xiao Lan dan Yin Lu menghabiskan waktu diperpustakaan sepanjang hari. Awalnya Yin Li tidak membaca disana karena itu bisa dianggap keberanian yang besar seorang pelayan berani menginjak kepala tuannya sendiri dengan melampaui batasnya namun dengan berbagai rayuan Xiao Lan akhirnya Yin Li ikut membaca juga. Sebenarnya ia bisa membaca namun yang sering ia baca hanya buku tentang cerita rakyat biasa untuk menghabiskan waktu bukan seperti saat ini. Adapun Xiao Lan yang jiwanya telah terganti entah bagaimana bisa membaca huruf-huruf kaligrafi itu, mungkin karena pemilik sebelumnya suka membaca? Ia tidak tahu.
❤