02 - Kencan

1104 Words
Sesampainya Mawarnya dirumahnya, dia langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk yang ada dikamarnya. Dia menghela nafas dengan sangat berat lalu langsung menghembuskan secara perlahan. Dia mulai mengingat - ingat pertemuannya tadi, andai saja dirinya mempunya sebuah pilihan untuk membatalkan pernikahannya ini pasti sudah dilakukan oleh Mawar. Hanya saja dia menyadari kalau dirinya tidak mempunya hak untuk melakukan hal itu. Dia mengacak - acak rambutnya sambil uring - uringan diata kasurnya. "Tamatlah riwayatku sekarang! Kenapa aku harus menikah dengan pria dingin seperti dia sih? Melihatnya saja sudah membuat semua bulu kudukku berdiri. Huh!" Kesal Mawar. Pada saat Mawar sedang sibuk sendiri dengan pikirannya, Mawar mendengarkan pintu kamarnya telah diketuk dari luar. 'Itu pasti Mama...! Ada apalagi sekarang?' Batinnya. Lalu Mawar bangkit dari tidurnya, dengan malas dia berjalan untuk membukakan pinta kamarnya. "Ada apa Ma?" Tanyanya dengan tidak bersemangat. "Boleh Mama masuk?" Ujar Mamanya. Mawar membuka lebar pintu kamarnya untuk mempersilahkan Sang Mama masuk kedalam. Mamanya berjalan masuk kedalam kamar Mawar lalu duduk di tepi kasur Mawar. "Sini sayang..." Pinta Mamanya sambil menepuk - nepuk  disampingnya. Mawar duduk di samping Mamanya, "Ada apa Ma? Mawar sudah mengantuk banget nih." Rengeknya dengan manja sambil menguap dihadapan Mamanya. "Hmm...Mama hanya ingin bertanya, gimana menurut kamu tentang Marcel?" Tanya Mamanya dengan sangat bersemangat. 'Apa? Jadi Mama malam - malam kesini hanya untuk bertanya tentang dia?' Batin Mawar yang merasa semakin kesal. "Ya gak gimana - gimana Ma. Lagian kan kami berdua baru bertemu hari ini...Mawar mana tau dia itu pria yang seperti apa, Ma!" Jawab Mawar. "Iya ya kamu benar juga kalau kalian berdua baru bertemu...Oh iya hampir saja Mama lupa, besok kamu akan pergi berkencan dengan Marcel!" Ujar Mamanya dengan sangat antusias. 'Apa? Apa jadinya aku bila harus berkencan dengan pria berhati dingin seperti dia? Membayangkannya saja sudah membuatku merinding.' Batin Mawar. Mawar hanya membelalakkan matanya saja, dia masih kaget dengan ucapan Mamanya barusan. "Mawar! Kamu tidak mendengarkan ucapan Mama ya?" Ujar Mamanya sambil mengucang kedua bahu Sang Anak. "Hah? Tentu saja Mawar mendengarkannya Ma...Baiklah Ma, tapi saat ini Mawar sudah sangat mengantuk, bisa tidak kita besok saja berbicaranya Ma?" Ujar Mawar. "Baiklah sayang...kalau begitu selamat malam ya!" Ujar Mamanya sambil mengelus pipi Mawar sebentar lalu pergi dari kamar Anaknya itu. Setelah melihat kepergian Mamanya dari Kamarnya, Mawar kembali membaringkan tubuhnya diatas kasurnya. 'Benar - benar berita buruk! Kencan? Huh....' Batin Mawar. Selama semalaman Mawar sama sekali tidak bisa tertidur padahal dirinya sudah sangat mengantuk saat ini, hanya saja disaat dirinya ingin memejamkan matanya ucapan Mamanya selalu saja tergiang - ngiang ditelinganya. Keesokan harinya... Mawar benar - benar terlihat sangat berantakan dengan wajah lesu yang kurang tidur, dia masih saja belum bisa membayangkan bila harus pergi berkencan dengan pria seperti Marcel. Ketika Mawar mendengarkan jam alarm dikamarnya berbunyi, dia langsung meraba lalu mematikan deringan alarm nya itu. Dia sudah melihat bahwa jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Mawar yang tidak bersemangat langsung masuk kedalam kamar mandinya, dia mandi keramas untuk menghilangkan kepenatan yang ada didalam hati dan kepalanya saat ini. Selesai mandi Mawar langsung keluar dengan menggunakan handuk piyamanya saja, dia berjalan kearah meja riasnya, dia mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya. Selama mengeringkan rambutnya dia terus saja berpikir keras, dia mulai teringat tentang sosok Kakak dari Marcel yang ramah dan baik yang membuat dirinya tanpa sadar malah tersenyum sendiri. 'Dia memang sangat jauh berbeda dengan Kakaknya...andai saja yang dijodohkan denganku itu adalah Kakaknya Mahesa, pasti aku tidak akan seperti ini...' Batin Mawar. Harapan tinggal hanya harapan saja, tanpa terasa waktu semakin cepat berlalu. Kini sudah tiba saatnya dirinya harus bersiap - siap untuk menunggu jemputan dari Marcel. Tentu saja kedua orangtuanya sedari tadi ikut menemani Mawar, mereka terus saja membicarakan tentang Marcel dan keluarganya membuat telinga Mawar semakin panas saja. Dia bahkan enggan untuk mendengarkannya, dia hanya bersikap acuh tak acuh saja saat orangtuanya dengan semangat terus saja membicarakan tentang keluarga Marcel. 'Kenapa dia lama sekali sih?' Batin Mawar lalu melihat jamnya. "Sabar Mawar...pasti sebentar lagi Marcel akan tiba kok!" Ujar Mamanya seolah bisa menebak apa yang ada didalam pikiran Mawar saat ini. "Iya Ma..." Ujarnya sambil memaksakan diri untuk tersenyum. Lima belas menit kemudian sosok Marcel sudah tiba dikediamannya.  Begitu mendengarkan bell dirumahnya berbunyi, perasaan Mawar menjadi tidak karuan. "Nah itu pasti Marcel..." Seru Mamanya lalu bangkit untuk membukakan pintu. "Masuk Cel..." Ujar Mamanya mempersilahkan Marcel untuk masuk kedalam rumahnya. "Iya Tan..." Jawab Marcel. "Ma, Pa, kalau begitu Mawar dan Marcel langsung pergi saja ya!" Seru Mawar yang kini sudah berdiri lalu berjalan kearah Marcel dan Mamanya. "Kamu ini gimana sih, kasihan tau Marcel kan baru datang..." Ujar Mamanya. "Gapapa Tante...kalau begitu Marcel dan Mawar pergi sekarang ya.." Pamit Marcel sambil menyalami Papa dan Mama Mawar secara bergantian. "Baiklah.....kalian berdua hati - hati dijalan ya..." Seru Mamanya dengan sangat antusias. "Iya Ma..." Lalu keduanya keluar dari rumah dengan cepat, Mawar langsung nyelonong masuk kedalam mobil Marcel saja. Marcel melihatnya sekilas lalu segera menyusul Mawar untuk masuk kedalam mobilnya. Selama didalam perjalanan suasananya sangat canggung, tidak ada yang berbicara sama sekali. Mawar yang merasa tidak nyaman dengan keadaan ini.  "Boleh aku nyalahin musiknya?" Ujar Mawar. "Silahkan! Tapi volumenya jangan terlalu besar..." Ujar Marcel. Setidaknya selama didalam perjalanan Mawar tidak merasa bosan, dia bisa menikmati musik sambil bermain ponselnya. Sementara itu pandangan Marcel hanya terus tertuju kearah depan saja. Akhirnya keduanya sudah sampai disebuah restoran mewah yang sudah dipesan oleh Marcel. Mawar keluar dari mobilnya Marcel tanpa menunggu Marcel untuk memarkirkan mobilnya terlebih dahulu. "Ayo masuk!" Pinta Marcel. Keduanya berjalan masuk kedalam dengan berjalan beriringan, Mawar sedari tadi terus saja memandangi kearah sekitarnya. 'Kenapa tidak ada pengunjung sama sekali? Apa jangan - jangan dia sudah membooking seluruh tempat ini hanya untuk kami berdua saja?' Pikir Mawar sambil menatap Marcel. "Duduk sini...kenapa malah kamu begong saja disana!" Ketus Marcel membuat lamunan Mawar begitu saja. Dia berjalan mendekati Marcel lau duduk dikursi yang sudah tersedia dihadapan Marcel. "Aku boleh bertanya sesuatu?" Ujar Mawar dengan takut - takut. Marcel langsung menatap Mawar, "Silahkan saja." "Hmm...kenapa disini hanya ada kita berdua saja?" Tanya Mawar langsung to the point. "Aku tidak suka berada ditempat yang begitu ramai, jadi aku sengaja untuk membooking satu restoran ini. Kenapa kamu keberatan?" Ujar Marcel dengan nada dinginnya. "Tidak...tidak...! Aku hanya sekedar bertanya saja." Ujar Mawar dengan cepat sambil tersenyum kaku. "Silahkan melihat buku menu untuk memesan makanan." Ujar Marcel sambil menunjuk buku menu yang ada dihadapan Mawar saat ini. "Baik!" Ujar Mawar sambil mengambil buka menu lalu membukanya lebar - lebar sampai menutupi dirinya. Dia menarik nafas lalu menghembuskannya secara perlahan, 'Ini kencan apaan sih? Kok rasanya aku seperti sedang ujian saja!' Batin Mawar sambil membenamkan dirinya didalam buku menu itu. Sebenarnya Marcel tidak seburuk kelihatannya, dia hanya tidak tau cara untuk mengekspresikan sikapnya saja dihadapan seorang wanita. Dia merasa bahwa dirinya sudah bersikap ramah dengan Mawar. Namun Marcel tidak mengetahui kalau Mawar saat ini merasa sangat tidak nyaman dengan dirinya. Didalam lubuk hati Mawar yang paling dalam dia ingin sekali cepat menyelesaikan acara kencan mereka. Hanya saja dia tidak bisa melakukannya. ******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD