SAH!

1205 Words
"Darudarma Madhani Abisatya bin Danudaru Abisatya, saya nikahkan dan saya kawinkan Anda dengan anak perempuan saya Shakeena Hana Rasyid dengan maskawin satu set perhiasan dibayar tunai," Keenan Rasyid mengucap ijab menikahkan putri satu satunya. "Saya terima nikah dan kawinnya Shakeena Hana Rasyid binti Keenan Rasyid dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," Daru melakukan qabul dengan lancar. SAH! "Akhirnya dua insan dimabuk cinta itu menikah juga," Jani berbisik ke arah Anin. Anin mencoba menahan tawa mendengar ucapan Jani. "Andai kakakmu melamarku juga.." Jani membayangkan. Anin lagi lagi tersenyum. Mereka lalu menghampiri Hana dan mengucapkan selamat. Hana tersenyum senang, "Thank you Para Pejuang Cinta.. Semoga kalian segera menyusul!" "Semoga saja. Doakan aku," Jani berbisik. Hana tergelak sambil menatap Jani kemudian sibuk touch up make up. Ah Si Jani yang tidak pernah ingin terlihat jelek! Hubungan Asya dan Jani memang hal yang menghibur. Jani yang bawel dengan Asya yang cenderung kalem seperti bertolak belakang. Tapi, mereka bisa bertahan hingga lebih dari sembilan tahun lamanya. Hana lalu menoleh ke arah Anin yang sedang memperbaiki dasi kak Danis. Sahabatnya itu masih langgeng menjalani hubungan dengan kakaknya. Di usianya yang sekarang beranjak dua puluh tujuh tahun, Anin dan kak Danis masih awet dan baik baik saja. Meski hubungannya sempat terguncang long distance relationship tapi mereka berhasil melewatinya. Semoga kesibukan kak Danis tidak membuatnya melupakan untuk menikah dan melamar Anin secepatnya. Hana lalu memperhatikan Gema, sahabatnya yang lucu dan kocak. Si chubby yang tidak se-chubby dulu. Hubungannya dengan Guna seperti bertepuk sebelah tangan. Guna yang cenderung introvert versus Gema yang super ekstrovert memang jadi tantangan tersendiri. Entah berapa kali si Gema patah hati karena Guna yang seperti tidak merespon perasaannya. Tapi, sejak keduanya seringkali terlibat menangani kasus yang sama, hubungan mereka pun membaik. Gema si psikolog forensik dan Guna yang menjadi dokter forensik memang pasangan pembela kebenaran. Matanya menatap Indi yang harus patah hati karena memang Naya tidak pernah mengungkapkan perasaannya secara jelas. Bertahun tahun ini, hubungan mereka memang seperti tanpa status. Sampai akhirnya, Naya meminta waktu dan hubungan mereka belum kembali pulih. Bahkan di pernikahannya ini, Naya dan Indi saling menjaga jarak. Sedih sekali aku melihatnya, tapi.. urusan hati mereka bukan urusanku. Satu lagi yang kisah cintanya mungkin belum bisa berlanjut adalah kak Ghea. Hana menoleh ke arah kakak sepupunya yang super cantik dengan lelaki lain di sisinya yang bukan Darma. Ia lalu melihat ke arah Darma yang berusaha menjaga jarak dari Ghea. Di acara pernikahannya ini, kakak dari Jani tersebut juga mulai menunjukkan pasangan barunya. Perempuan cantik yang bukan dari circle pertemanannya. Hana menghela nafas panjang. Sungguh disayangkan. Satu yang mengagetkan adalah hubungan Daka dan Radmila yang ternyata awet dan langgeng. Hubungan mereka memang penuh dinamika. Kisah cinta dua dunia, seorang rockstar dan wanita karir yang bertolak belakang. Namun, tidak diduga keduanya bertahan meski menghadapi banyak cobaan. Sampai akhirnya, Hana lalu memperhatikan Runa yang terlihat banyak diam. Hubungannya dengan Abizar memang up and down. Apalagi dengan pilihan profesi Abizar yang menjadi seorang jaksa dan terlibat dalam banyak kasus berbahaya. Abizar yang cenderung cuek seringkali mengabaikan kekhawatiran Runa. Tak terhitung rasanya berkali kali jantung Runa mungkin hendak lepas setiap kali mendengar kabar berita soal Abizar yang melawan bahaya. Bahkan, di pernikahannya ini, Abizar belum terlihat batang hidungnya. Hana merangkul Runa, "Jangan diam terus. Ini pernikahanku, kamu harus tersenyum." "Maafkan aku, tapi.. Si Abizar membuatku tidak tenang," Runa menarik nafas panjang. "Dia bahkan melewatkan pernikahan kalian. Aku.. Ah.. Speechless.." Di saat yang sama, sesosok lelaki tinggi besar berkulit gelap dengan rambut berantakan terlihat berlari ke arah mereka. Kemejanya keluar dari celananya. Jasnya tidak terkancing rapi. Bahkan dasinya hanya terpasang begitu saja. Abizar datang dengan kondisi berantakan. "Runa, I'm sorry," Abizar membungkuk di hadapan Runa sambil mengatur nafasnya. "Ini pernikahan kakakku dan sahabatku. Mereka sahabatmu juga," Runa mulai berkaca kaca. "Hana aku pergi dulu," Runa berlari meninggalkannya begitu saja. Abizar menatap Hana, "Congrats! Bilang Daru juga. Nanti kita bicara lagi. Tapi sekarang, aku harus mengejar Runa." Ia lalu mengambil satu batang bunga dari buket di tangan Hana, "Aku minta!" Hana hanya tertawa. "Ada apa?" Daru tiba tiba merangkul pinggangnya. "Runa dan Abizar," Hana menoleh ke arah suaminya. "Ah.. Aku tak bisa berkata kata," Daru mengecup kening istrinya itu. "Jangan biarkan masalah mereka mengganggu hari bahagia kita." "Iya," Hana tersenyum. "Kamu istriku sekarang. Akhirnya..." Daru mengecup lembut pipi Hana. "Ih, aku malu," Hana tergelak. "Malu kenapa?" Daru ikut tertawa. "Kita. Menikah. Percaya tak percaya," Hana tersenyum lebar. "Percayalah!" Daru menggenggam tangannya dengan erat. Ah iya, ini nyata, kalau aku dan Daru secara resmi menikah! Si tampan ini suamiku sekarang! I'm happy! Senyum manis di wajah Hana terus tersungging. Namun di kejauhan, ada seseorang yang bahkan tak sanggup tersenyum. Matanya berkaca kaca. Ada kesedihan dan amarah bercampur aduk di dalam dirinya. *** Abizar berlari dengan cepat mengejar Runa yang masuk ke dalam Galeri Darmanta Besari. Runa berdiam diri di bangku yang ada di lorong. Ia menunduk. Abizar duduk di sampingnya, "Ini untukmu. Maafkan aku." Runa menoleh dan mengambil bunga itu. Hatinya terenyuh tapi rasa marah juga masih menggunung. Bagaimana mungkin Abi telat datang dan bahkan melewatkan pernikahan kakaknya dan sahabatnya? "Maafkan aku, please.. Tapi, tadi.. Urgent.." Abizar menjelaskan. "Kalau kasus selalu urgent. Kapan aku jadi hal urgent dalam hidupmu?" Runa merasakan air matanya mengalir. "Sudah kamu pacaran sama kasus kamu saja," Runa terisak. "Jangan pedulikan aku lagi." "Ah jangan begitu," Abizar berlutut di hadapan Runa. "Maafkan aku." Runa menatapnya, "Kamu berubah sejak menjadi jaksa dan terlibat dalam banyak kasus. Aku sepertinya tidak penting lagi." Ia menghapus air matanya. "Ini pernikahan kak Daru dan Hana.." Runa bicara perlahan. "Ah sudahlah.." Runa kemudian berdiri. "Air mata merusak make up ku. Aku harus touch up." Abizar terdiam. Ia mengikuti langkah Runa tanpa bicara sepatah katapun. Runa masuk ke toilet perempuan, sedangkan Abizar menunggu di depan pintunya. Tak lama, Runa keluar dari toilet. Abizar mencegatnya, "Apa kamu memaafkanku?" "Aku sudah bilang, kamu jangan pedulikan aku lagi. Pacaran saja sana sama kasus kamu.." Runa bicara dengan nada acuh tak acuh. Ada rasa marah yang tak kunjung hilang. Runa melangkah dengan cepat, tapi Abizar terus saja mengejarnya. "Aku.. Aku .. Aku sayang kamu Runa!" Abizar berteriak. Ia tidak ada cara lain untuk menghentikan langkah Runa. Akhirnya dengan berani ia mengungkapkan perasaannya dengan suara lantang. Hal yang hampir tidak pernah ia lakukan. Runa berhenti melangkah. Ia kaget mendengar ucapan Abizar. Kekasihnya itu hampir tidak pernah terlalu ekspresif mengucapkan perasaannya. Abizar lalu memeluknya dari belakang, "Aku salah sudah melewatkan hari penting ini. Tapi, sungguh ada hal yang tidak mungkin aku tinggalkan." "Runa, aku sayang sekali sama kamu. Jangan marah," Abizar membujuknya. "Aku.." Abizar terdiam. Ia kaget melihat sesosok orang di kejauhan. Sosok yang tidak asing. Abizar dengan cepat menarik tangan Runa ke area tersembunyi dan memberikan kode agar diam. "Ada apa?" Runa berbisik. "Tunggu sebentar," Abizar balas berbisik. "Nanti aku jelaskan." Ia menggenggam erat tangan Runa dengan erat. Jantungnya berdebar kencang. Tak lama, sesosok orang tersebut melintas dan keluar dari Galeri Darmanta Besari. Abizar langsung menarik nafas panjang. "Ah, hampir saja.." ia bernafas lega. "Ada apa?" tanya Runa. "Apa bisa kamu jelaskan sekarang?" "Sebelum aku jelaskan," Abizar menarik Runa ke balik tembok yang tidak terlihat siapapun. Ia mendorong tubuh kekasihnya dan menekannya ke tembok, "Aku.. Sayang kamu Runa.. Please, maafkan aku." Abizar bergerak mencium Runa dengan cepat. Runa membelalakkan matanya karena kaget.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD