Mertua Pilih Kasih

1275 Words
Setelah Kenan pergi untuk memberi Yuna waktu berpikir, wanita itu tak hentinya menggigiti jemari resah disela menenggak cairan merah pekat beralkohol favoritnya. Galau hebat sedang menyelimuti benak imbas permintaan di luar prediksi sang kekasih gelap. Bagaimana mungkin Yuna menuruti Kenan yang memintanya kembali rujuk dengan Xander sedangkan sedari awal pernikahan dengan sang putra sulung hanyalah sebuah cara yang telah mereka rekayasa untuk memuluskan hubungan terlarang secara diam-diam kedua manusia licik itu. Sungguh, cinta pada pria yang memiliki selisih umur nyaris dua puluh tahun dengannya telah membutakan akal sehat Yuna. Andai saja Yuna tidak memiliki sindrom daddy issue alias kecenderungan kurang kasih sayang seorang ayah, ia mungkin akan bersikap normal seperti kebanyakan wanita pada umumnya yang memiliki selera pria seusianya. Namun, sayang. Kehadiran Kenan terlanjur menjadi candu bagi gadis berdarah campuran blasteran Eropa itu. Tepat satu tahun yang lalu, pertemuan tak disengaja Kenan dan Yuna terjadi. Saat itu, Kenan mendapat undangan dari seorang kolega bisnis yakni Gerald Lewis, CEO salah satu perusahaan rantai hotel bintang lima, Lewis Group. Sengaja tak membawa Laura, Kenan berniat menghabiskan malam untuk membahas bisnis dengan Gerald. "Selamat datang di Mansion sederhanaku, Ken," sambut Gerald menjabat tangan Kenan. "Sederhana apanya? Kau ini, selalu saja merendah." Gelak tawa pun menguar mengiringi dua kolega bisnis itu. Gerald yang baru saja tiba dari bisnis trip di Eropa sengaja mengundang Kenan untuk membahas investasi. Namun, saat akan berbincang lebih lanjut, momen keduanya diinterupsi oleh panggilan penting dari ponsel Gerald. Pria paruh baya bertubuh tambun itu lantas pamit sejenak dari hadapan Kenan untuk menerima panggilan. Tak berselang lama, sosok gadis cantik bernetra bulat yang tak lain adalah Yuna datang menghampiri Kenan. Saat itulah pertemuan pertama keduanya terjadi. Yuna yang mengenakan atasan turtle neck putih tak berlengan sukses menonjolkan gunung kembar miliknya yang sangat berisi. Tak hanya mengalihkan perhatian Kenan, lekuk tubuh bak gitar spanyol sang gadis membuat jakun pria matang itu naik-turun canggung saat hasrat liarnya hinggap tanpa permisi. Terlebih, usia Kenan secara ilmiah tengah memasuki fase pubertas kedua. "Kau teman ayah?" tanya Yuna yang lantas membuyarkan khayal Kenan. "Ekhem ... ya," jawab Kenan disertai dehaman canggung. "Apa kau melihat ayah? Dia bilang baru aja tiba dari Eropa. Tapi kenapa dia menghilang lagi." Yuna merengut masam karena sebagai salah satu putrinya ia cukup kecewa dengan sikap Gerald belakangan. Wow, keturunan si tua Gerald sangat mengagumkan. Jauh berbeda dengan ayahnya. Kenan membatin kagum, meski memiliki hubungan bisnis, Kenan sama sekali belum pernah bertemu dengan putri koleganya itu. "Hey, tak perlu merengut atau kecantikanmu akan luntur nanti," timpal Kenan mengeluarkan jurus gombalan seraya duduk di kursi Bar pribadi di kediaman Gerald. "Kau mau minum sesuatu?" tawar Kenan kali ini. Meskipun usia Kenan tak muda lagi. Namun pesonanya masih terlihat rupawan nan gagah. Wajah berahang tegas disertai bentuk tubuh atletis diam-diam sukses mencuri atensi Yuna. Kau sudah gila, Yun! Apa yang sedang kau pikirkan? Pria itu bahkan seumuran dengan ayahmu. Yuna menggeleng kepala cepat, menyingkirkan khayalan di luar nalar perihal kesan pertama melihat Kenan. "Tuangkan aku Wine kalau begitu," tutur Yuna seraya mendekat penuh gelagat percaya diri dan langsung duduk di kursi sebelah Kenan. Kenan pun segera melaksanakan permintaan Yuna bahkan tanpa melerai tatapan dengan sang gadis. "Hati-hati. Jika menatapku lama seperti itu maka bukan tidak mungkin kau akan jatuh hati," goda Yuna yang memang disengaja. "Kalau begitu, aku akan mengambil resiko," balas Kenan menggoda balik Yuna. Harus puan itu akui, persona pria matang lebih menantang daripada pria seusianya termasuk sosok Kenan di hadapannya. Hal tersebut bukanlah tanpa sebab. Sejak zaman sekolah menengah pertama, Yuna mengalami sindrom daddy issue. Yuna yang sejak kecil dimanjakan oleh presensi sang ayah yang selalu ada untuknya, mendadak merasa kehilangan kasih sayang saat Perusahaan Gerald mengalami kemajuan pesat. Yuna yang masih haus perhatian lebih dari Gerald terpaksa harus menelan pil pahit kala ayahnya lebih banyak menghabiskan waktu berkutat dengan pekerjaan. Presensi Diara Lewis sebagai ibu kandung bahkan tak dapat menggantikan peran Gerald. Alhasil, saat beranjak dewasa, Yuna lebih menyukai menjalin hubungan asmara dengan pria lebih tua darinya hanya untuk sekadar mendapat limpahan perhatian. Meski begitu, Yuna tak pernah mau menjalin hubungan dengan pria yang sudah beristri karena risikonya terlalu tinggi. Namun, entah mengapa Yuna merasakan sensasi berbeda saat melakukan interaksi dengan Kenan. Pria itu bahkan terang-terangan mengatakan bahwa dia telah memiliki istri. Anehnya, hati Yuna sama sekali tidak berniat mundur. Gelagat dan cara Kenan berbicara terlihat sangat menarik di matanya. Sampai sebuah insiden saling sentuh menuntun ke bahasan hal yang lebih jauh. "Kau duluan," gugup Yuna kala tak sengaja bersentuhan dengan tangan Kenan yang hendak meraih botol Wine yang sama. "Mengapa aku merasa kau gugup, Yuna?" Saat Yuna hendak menarik tangan, Kenan dengan cepat menggenggam jemari sang gadis. Seiras itu, aliran darah dalam vena sang gadis berdesir hebat, gair*h luar biasa mendadak memenuhi relung saat melakukan saling tatap intens dengan Kenan. Sejak momen itu, baik Kenan dan Yuna memutuskan untuk bertemu secara rahasia di kemudian hari. Alasan hang out semata berubah menjadi affair tak terduga kala keduanya terbuai asmara dan juga ga*rah panas untuk melakukan hubungan bad*n. Yuna benar-benar telah jatuh cinta pada perangai Kenan baik tutur kata maupun performa di atas ranjang. Ia bahkan rela melakukan apapun atas nama cinta pada pria yang telah beristri itu. Sayangnya, permintaan Kenan yang paling sulit diterima adalah meminta Yuna menjadi menantunya. Alasan sebenarnya sudah jelas, Kenan adalah manusia rakus. Jika dia bisa mendapatkan lebih dari satu benefit, mengapa tidak. Tawaran kerjasama bisnis berlandaskan perjodohan ditawarkan ayah Yuna kepada Kenan setelah kurang lebih lima bulan hubungan gelap keduanya terjalin. "Apa kau sudah tidak waras, Ken? Bagaimana mungkin aku menikah dengan putramu sementara aku hanya menginginkanmu?! Protes keras dari Yuna melayang pada Kenan saat itu juga. Namun, sekali lagi. Kenan yang pandai berkata-kata dengan mudahnya meluluhkan hati keras Yuna. Kenan beralasan bahwa jika dia menikah dengan Xander dan tinggal di Mansion, maka kemudahan akses bertemu setiap hari akan Yuna dapatkan. Kenan bahkan berjanji jika gabungan perusahaan miliknya dan ayah Yuna mencapai keuntungan maksimal, ia akan mempertimbangkan perceraian dengan Laura. Mendengar pernyataan masuk akal yang menjanjikan, Yuna sekali lagi luluh dan mulai menjalankan rencana yang disusun Kenan. Sayangnya, meski pernikahan Yuna dan Xander terjadi, lima bulan kemudian Xander menggugat cerai Yuna. Bukan karena hubungan gelap yang terbongkar melainkan imbas sebuah kesalahan lain yang tak sengaja Yuna buat. Meski begitu, Yuna malas memperbaiki dan malah menyetujui perceraian yang diajukan Xander. Proses perceraian keduanya saat ini hampir mendekati final. *** Keesokan harinya. Yuna dengan mantap mendatangi Mansion Carson, menemui Laura dan tentu saja sang kekasih gelap yang tak lain adalah ayah mertuanya. "Yuna, Menantuku!" sambut Laura antusias seraya memeluk tubuh ramping Yuna. "Hai, Ma," sapa balik Yuna terdengar canggung imbas Kenan memperhatikannya dengan mengulas senyuman khas sang Casanova yang menjadi kelemahan puan itu. "Kudengar dari suamiku kau mau memberi kami sebuah kabar. Kuharap kabar baik yang akan kau sampaikan, Menantu." Semenjak menikah dengan Xander, Sikap Laura terhadap Yuna berbanding terbalik saat dengan Defnie. Yuna bagi Laura adalah menantu emas yang selalu dibanggakan karena status sosial yang sama dengan keluarga Carson. "Uhm, kau benar, Ma. Aku ingin meminta bantuanmu untuk kembali rujuk dengan Xander. Apa hal itu mungkin terjadi?" "Benarkah?" Binar pada netra Laura pun sontak terpancar bersamaan dengan anggukan mantap dari Yuna. "Itu sangat mungkin, Yun. Percayalah padaku. Akan ku upayakan segala cara agar pernikahan kalian kembali utuh dan bahagia. Benarkan, Ken?" "Benar, Yun. Aku turut bahagia dengan keputusanmu," timpal Kenan bersandiwara menjadi ayah mertua yang baik di depan Laura. Pelukan hangat lagi-lagi Laura layangkan kepada menantu kesayangan sembari membatin puas dalam hati. Tentu saja dengan senang hati aku membantumu rujuk karena background keluarga Lewis yang sepadan. Tidak seperti Defnie, mantan menantu gembel di mata Laura. "Jadi, aku harus bagaimana, Ma?" tanya Yuna. "Pertama-tama, mari kita datangi Penthouse suamimu, Yun."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD