Rencana Jeff

1070 Words
Saat Ryco keluar dari ruang rawat Jeff, Bill yang tengah menunggu langsung bangkit dari duduknya. "Bagaimana, Tuan? Semuanya baik-baik saja 'kan? Nyonya dan Tuan besar pasti sangat senang Anda mau datang ke sini untuk menemui mereka." Bill menerka-nerka walau tidak begitu yakin dengan ucapannya sendiri karena raut wajah yang Ryco tampilkan jauh dari kata bahagia setelah bertemu kedua orang tuanya di dalam sana. "Seperti biasa Daddy selalu membuatku kesal, Bill. Tidak seharusnya aku datang ke sini, jadi lebih baik aku kembali ke Tennesse secepatnya!" jawab Ryco dengan suara yang terdengar begitu kecewa. "Tuan, apa tidak sebaiknya Anda menginap untuk beberapa hari ke depan? Nyonya Lauren pasti masih sangat merindukanmu dan dia ingin Tuan menghabiskan waktu beberapa hari di sini." Bill yang sangat mengerti atas keadaan Lauren yang begitu merindukan putra satu-satunya, mencoba menahan kepergian Ryco. "Tadinya niatku seperti itu, Bill. Bahkan aku sudah minta izin pada atasan tempatku bekerja untuk cuti selama 5 hari, aku ingin menghabiskan waktu bersama Mommy, melepaskan rindu setelah sekian lama tidak bertemu, tapi yang aku dapatkan di dalam tadi hanya umpatan dari Daddy. Aku sangat tersinggung dan sakit hati atas perkataannya tadi!" Kedua mata Ryco tampak berkaca-kaca saat mengatakan itu semua, ia begitu emosional atas kata-kata Jeff. "Tuan, walau saya tidak tahu apa yang Tuan Jeff katakan sampai begitu melukai Anda, tapi ada baiknya Tuan jangan buru-buru pergi. Tidak hanya Nyonya Lauren yang merindukan Anda, tapi saya juga, dan tidak bisa dipungkiri bahwa Tuan Jeff tentunya sangat rindu padamu, tapi mungkin dia sungkan untuk mengakuinya. Saya mohon, Tuan, menetaplah di sini sampai beberapa hari ke depan." Bill begitu ingin melakukan penyelidikan mengenai sakitnya Jeff dan ia ingin Ryco berada di sana untuk bisa membantunya melakukan penyelidikan karena yang memiliki wewenang penuh adalah Ryco selaku anak. Namun, Bill sengaja tidak mengatakannya sekarang. "Kau bilang Daddy akan dipindahkan ke rumah 'kan? Jam berapa?" "Betul Tuan, jam 2 siang ini." "Ok, itu artinya dalam satu jam ke depan dia akan keluar dari rumah sakit ini. Kalau begitu aku pulang duluan ke rumah, aku butuh waktu untuk meredakan emosi!" Akhirnya Ryco setuju untuk menginap selama beberapa hari ke depan, karena ia ingin menghabiskan waktu bersama Lauren sebelum dirinya kembali ke Tennesse dan mungkin dirinya tidak akan kembali lagi ke rumah sebelum ia menjadi orang sukses. "Terima kasih karena Anda mau mendengarkan saran dari saya, Tuan." Dengan tersenyum bahagia Bill mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Ryco, Tuannya yang sangat rendah hati. "Tidak perlu berterima kasih segala, aku pikir tidak ada salahnya untuk menghabiskan masa cuti di kota ini karena mungkin aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku ke kota ini lagi jika watak Daddy masih keras seperti hari ini dan tidak mau berubah. Ya sudah, sekarang kau beritahu Mommy jika aku akan menginap di rumah!" Setelah menyampaikan sebuah perintah, Ryco pun berlalu pergi dari hadapan Bill untuk meninggalkan rumah sakit tersebut. Sementara Bill langsung bergegas menjalankan perintah untuk memberitahu Lauren akan hal yang Ryco sampaikan. Ia mengetuk pintu ruang rawat Jeff hingga suara Lauren mempersilahkannya untuk masuk. Setibanya di dalam ruangan, sebuah pertanyaan terlontar dari Jeff yang menatap Bill dengan penuh tanda tanya. "Apa Ryco sudah pergi? Apa dia benar-benar berani melawan perkataanku, Bill?" "Tidak Tuan Jeff, Tuan muda sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Dia memutuskan untuk tinggal selama beberapa hari sebelum kembali pergi." Sontak saja Lauren yang mendengar kabar dari Bill merasa sangat bahagia. Wanita itu tersenyum sumringah karena akhirnya ia dapat menghabiskan waktu selama beberapa hari ke depan bersama putra satu-satunya, walau itu tidak lama. "Apa kau serius dengan perkataanmu, Bill?" tanya Jeff yang tentu saja sempat tidak percaya setelah melihat Ryco bersikeras untuk tetap pergi dan mengabaikan ancamannya. "Saya sangat serius, Tuan." "Jadi di mana dia tinggal selama 1 bulan ini?" tanya Jeff kembali karena seluruh anak buahnya tidak ada yang berhasil menemukan keberadaan Ryco setelah putra semata wayangnya itu memutuskan kabur dari rumah. Bill terdiam selama beberapa saat, ia tidak mungkin membocorkan di mana Ryco tinggal. Bill ingin tuannya hidup dengan tenang di kota kecil dan dapat merasakan kebebasan tanpa peraturan yang ketat. "Untuk hal itu saya benar-benar tidak tahu, Tuan." Jeff tampak menyeringai tipis mendengar jawaban Bill. Hingga ia tidak mengulangi kembali pertanyaannya, karena pria itu telah memiliki sebuah rencana untuk mengetahui di mana Ryco tinggal. "Baiklah kalau begitu, sekarang kau boleh keluar dari ruangan ini!" titah Jeff dengan tegas. "Baik, Tuan." Sebelum Bill keluar dari ruangan tersebut, Lauren memanggilnya. "Bill, terima kasih ya kau telah membuat putraku tidak jadi pergi." Bill menganggukkan kepala dan lalu tersenyum lega melihat raut bahagia menghiasi wajah Lauren yang selama ditinggal pergi oleh putranya tampak tak bercahaya. Kemudian ia kembali melanjutkan langkah kakinya untuk keluar dari ruangan tersebut. Setelah Bill keluar, Jeff bergegas meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas untuk mengirim pesan pada seseorang. "Dad, kamu mau menghubungi siapa?" tanya Lauren yang ingin tahu. "Bella Charlize." "Apa kamu akan memintanya untuk datang ke rumah karena ada Ryco di sana?" tanya Lauren yang merasa tidak senang jika benar itu yang akan Jeff lakukan. "Tentu saja, sayang. Aku ingin Bella berhasil mendapatkan hati Ryco agar mereka segera menikah. Dengan begitu Ryco tidak akan jauh-jauh lagi darimu." "Dad, tolong hentikan niatmu untuk menikahi Ryco dengan Bella. Tolong jangan buat Ryco tidak nyaman karena Bella, biarkan dia tinggal di rumah dengan tenang, kamu tahu 'kan, Dad, kalau Ryco tidak akan lama berada di rumah, dia akan pergi lagi. Jadi aku mohon, tolong jangan melakukan hal-hal yang membuat Ryco tidak nyaman," mohon Lauren dengan sangat. "Kenapa sekarang kamu malah memintaku untuk menghentikan niatku agar tidak lagi menjodohkan mereka? Bukankah kamu pun ingin Bella jadi menantu kita? Bahkan kamu dan Bella sudah mempersiapkan pernikahan mereka, sebelum Ryco pergi meninggalkan rumah satu bulan yang lalu." Jeff menghentikan sejenak niatnya yang hendak mengirim pesan pada Bella. "Jika Ryco tidak bahagia menikah dengan Bella, kenapa aku harus memaksanya untuk melakukan hal yang dapat membuat batinnya tersiksa karena terpaksa? Sebagai seorang ibu, aku memang ingin yang terbaik untuk anakku, tapi aku juga harus memikirkan perasaannya dan kebahagiaannya. Ryco memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, Dad. Jadi berhentilah untuk terus memaksanya jika kamu ingin Ryco kembali tinggal bersama kita seperti dulu lagi." Jeff terdiam, ia berusaha mencerna perkataan sang istri dengan baik. Namun, hatinya seolah menolak karena ia sudah sejak lama menginginkan keluarga Bella menjadi besannya. "Maaf Lauren, untuk kali ini aku akan tetap melanjutkan apa yang seharusnya terjadi. Ryco harus menikah dengan Bella apa pun yang terjadi!" batin Jeff di kedalaman hati dengan penuh tekad yang kuat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD