136. Suasana pagi di Pondok Pesantren

1187 Words

“Mata minta dicongkel apa?!” seru Vio, suaranya pecah penuh emosi. Ucapan itu sontak membuat Jarek dan Khumairah menoleh ke arah Vio. Khumairah terperanjat, sementara wajah Jarek menegang, menyadari nada tajam dalam suara istrinya. Bergegas, Jarek menunduk dan meraih lengan Khumairah, membantunya berdiri dengan sikap seorang lelaki yang mencoba menutup suasana canggung. “Maaf ya, saya benar-benar enggak sengaja,” ucap Jarek dengan nada menenangkan. Khumairah tersenyum kaku, berusaha menyembunyikan gejolak yang merayap di dadanya. “Iya, Mas. Tidak apa-apa.” Vio hanya memutar bola matanya, gerakan kecil yang penuh sindiran dan kejengkelan. Bibirnya terkatup rapat, menahan sumpah serapah yang nyaris meluncur. Daripada membuat lidahnya berdosa dan membiarkan hatinya semakin panas, ia memil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD