Jarek terdiam seraya manatap Vio yang sedang menangis kencang. "Aku sudah mengecewakan ibuku karena tidak bisa menjaga keperawananku. Aku menyesal karena tidak menuruti kemauan ibuku untuk tetap bekerja di Lampung saja. Aku merindukan kebersamaan bersama keluargaku. Sampai detik ini, aku belum bisa bahagiain orang tuaku. Perhatian dan perjuangan mereka sampai detik ini. Tapi cinta yang mereka punya untuk anak-anaknya tidak pernah habis. Bahkan karena cinta itu, ibu bertahan di sisi bapak walau di titik terendah bapak, bapak pernah enggak kasih nafkah buat ibu. Enggak semua hal bisa diselesaikan sama uang. Ketika kita tidak memiliki uang, mana mungkin orang yang hanya ingin dekat dengan kita karena uang akan tetap mau dekat dengan kita," ucap Vio dengan suara yang tersendat-sendat karena

