138. Perasaan Yang Tidak Pernah Salah

1098 Words

Jarek perlahan membalikan tubuh sang istri dengan lembut, walau enggan kini tubuh Vio tidak memunggungi Jarek lagi. Perlahan Jarek mengangkat dagu Vio dengan lembut, memaksa wajah mungil itu untuk kembali menatapnya. Tatapan mata mereka saling bertaut, seakan ada jurang tidak terlihat yang memisahkan, namun juga ada tarikan kuat yang membuat keduanya sulit berpaling. “Kenapa kamu cemburu banget sama Nisa?” tanya Jarek perlahan. Tatapan Vio langsung mengeras, suaranya meninggi penuh penolakan. “Jangan pake nama Nisa!” Alis Jarek berkerut tipis. “Kenapa?” Vio menghela napas kasar, lalu memalingkan wajah. “Aku udah jelasin alasannya. Kenapa masih nanya lagi?” Jarek tersenyum tipis, mencoba melembutkan suasana. Tangannya mengusap pelan pipi istrinya. “Dengar, sayang, aku cintanya cuma sam

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD