Vio terdiam mencerna ucapan sang suami. Satu detik, dua detik, tiga detik, dan di detik kelima air mata turun dari sudut mata Vio setelah mencerna apa yang di ucspkan sang suami. Rasa sakit tiba-tiba terasa di dadanya. Seperti ada seauatu yang menusuk di dadanya. Tangan Jarek bergerak ingin menghapus air mata Vio namun dengan cepat, Vio menepisnya. Vio pun mendorong tubuh Jarek dan kemudian ia segera duduk di tepi ranjang. "Apa tadi yang mas katakan? Mas b******u dengan wanita lain?" tanya Vio dengan suara meninggi kemudian menatap marah suaminya dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Jarek mendekat ke arah sang istri. Tangannya bergerak ingin terulur menghapus air mata sang istri, tetapi lagi-lagi, Vio menepis tangannya dengan kasar. Vio berdiri dengan tatapan mata marahnya se

