Cass tiba di apartemen Emmet. Seorang staf rumah tangga mempersilahkannya masuk ke ruang tengah dari apartemen yang terbilang luas dan mewah tersebut.
Kawasan tempat Emmet tinggal memang apartemen mewah yang setidaknya bernilai lebih dari sebelas digit. Tipe paling standar saja setidaknya sepuluh atau sebelas milyar rupiah. Apartemen milik Emmet ini bisa jadi di atas lima belas milyar rupiah dilihat dari luas dan interiornya.
Sekretaris dari Brielle Cirillo tersebut sedang duduk di sofa dengan gips panjang di kakinya. Ada tongkat di sisi kiri dan kanannya.
Saat tahu Cass sudah datang, ia memindahkan kedua tongkat tersebut ke sisi kirinya.
Cass lalu duduk di hadapannya.
“Sorry, aku tidak bisa menyambutmu,” ucap Emmet. “Payah juga aku jadi seperti ini.”
“Tidak masalah,” Cass mengangguk dan tersenyum.
“Langsung ke topik permasalahan,” Emmet menatap Cass secara serius.
“Aku sudah membaca resumemu. Impressive bro..” Emmet tersenyum. “Untuk itu, kalau kamu bersedia, aku berharap kamu bisa membantuku setidaknya selama satu atau dua bulan ini menjadi sekretaris pengganti.
“Kalau kamu bersedia, aku akan menjelaskan beberapa hal mengenai Elle.”
Cass pura pura berpikir.
“Sejujurnya, setahun yang lalu aku memutuskan keluar dari tempatku bekerja karena ingin mencoba hal baru. Ada persoalan pribadi yang membuatku tidak ingin terlalu fokus pada bisnis.
“Tapi mengingat situasimu… Untuk sementara, bisa saja aku menjadi sekretaris pengganti.”
Emmet tersenyum, “Syukurlah.
“Terlepas dari resumemu yang luar biasa, jujur, aku merasa kalau kejadian tadi pagi dan keberadaanmu di lokasi, mungkin sudah ‘jodoh’. Itu sebabnya, aku tidak ragu untuk meminta bantuanmu meski kita baru saling mengenal.
“Selain itu, Elle juga setuju. So.. Here we go… Kita bicara bisnis sekarang.”
Cass mengangguk, “I’ll do my best.”
“Ok, sekarang aku harus cerita soal Elle,” ucap Emmet.
“Dia.. Memang atasanku, tapi juga Elle seperti adikku sendiri. Jangan macam macam ok?” Emmet menahan senyumnya.
Cass menggelengkan kepalanya sambil menahan senyum, “Aku profesional. Resumeku menunjukkan hal itu.”
“Aku percaya,” Emmet memamerkan senyum di wajahnya.
“Rasa rasanya, aku tidak perlu menjabarkan tugas seorang sekretaris. Aku hanya akan fokus pada rutinitas yang harus kamu lakukan.”
Cass mengangguk.
“Pagi hari, tepat pukul delapan, pengemudi akan menjemput di tempat tinggalmu, lalu bergerak ke kediaman Keluarga Cirillo untuk menjemput Elle. Setibanya di rumah Elle, kamu sarapan di sana, baru berangkat ke kantor,” jelas Emmet.
“Ketika di kantor, parkir di basemen, lalu naik ke lantai tiga puluh satu, lokasi ruangan Elle.
“Di ruangannya, kamu mulai membacakan berita berita harian yang sudah dipersiapkan para staf sekretaris. Setelah itu, pekerjaan dimulai..
“Nanti aku akan menginformasikan salah satu staf untuk membantumu dan menjelaskan hal hal terkait pekerjaan. Namanya Evelyn Florentia.”
“Tapi aku juga akan terus memantau dari rumah. Jadi kalau ada pekerjaan yang tidak membutuhkan kehadiranku di kantor, bisa tetap aku handle.”
Cass kembali mengangguk.
“Oh, ya, ada hal hal yang harus kamu ingat soal Elle. Dia perempuan pemberani, tapi… Ada satu hal yang dia takuti,” Emmet menahan senyumnya.
“Apa?” tanya Cass lagi.
Emmet melanjutkan ucapannya, “Serangga. Elle memiliki ketakutan tersendiri pada serangga. Jadi tolong perhatikan agar ruangan selalu bersih dan bebas dari segala jenis binatang tersebut.”
Cass menahan senyumnya.
Kamu tidak suka serangga? Cute Elle, cute…
“Lalu… Elle juga tidak suka makanan pedas. Harap perhatikan kalau ada jamuan, jangan sampai ada makanan pedas yang tersaji,” ucap Emmet lagi.
Cass bertanya tanya, “Apa makanan yang disukainya?”
“Apa saja, selama tidak pedas. Preferensi Elle adalah makanan manis. Dia menyukai permen dan coklat,” jawab Emmet. “Kadang dia menyembunyikan sekotak coklat di laci meja kerjanya. Biarkan saja… Coklat membuatnya tenang.
“Kalau dia gugup, tawarkan saja coklat atau permen. Dia akan baik baik saja.”
“Aku mengerti,” ucap Cass. “Ada lagi?”
“Setiap hari kamu harus pulang bersama sama Elle,” terang Emmet. “Selalu antarkan dulu dia ke rumahnya, baru kamu bisa pulang. Kalau dia lembur, kamu lembur.”
Cass mengangguk angguk.
“Perhatikan ucapanku ini. Jangan lengah… Elle menjadi CEO di usia muda. Untuk beberapa hal, dia kadang terlalu polos sehingga banyak orang yang mungkin memanfaatkannya dan hendak berbuat jahat. Itu sebabnya, aku selalu mendampinginya,” lanjut Emmet.
Emmet berhenti sesaat, lalu kembali bicara.
“Tidak hanya itu, mungkin kamu bisa menilai kalau Elle perempuan yang menarik. Banyak lelaki menggodanya, mendekatinya dan menganggunya. Hanya saja… Dia… Mmm.. Belum ada lelaki yang bisa menarik hatinya, sehingga Elle tidak suka kalau ada yang terang terangan menunjukkan perasaannya.
“Elle mungkin merespon mereka karena dia tidak ingin diintimidasi. Tapi kamu harus gerak cepat mengambil alih tanpa mengesankan kalau Elle takut.
“Jadi, tolong selalu waspada. Meski ada tim keamanan yang mengawasinya, tapi kamu akan menjadi orang ring satu yang terdekat. Pastikan dia datang ke kantor dan pulang dari kantor dengan selamat.”
Cass menarik nafas panjang, “Noted. Aku paham.”
“Oh ya, satu lagi…” Emmet menahan senyumnya. “Elle memiliki satu obsesi pada seorang lelaki yang mungkin akan membuatmu terganggu dengan segala amarah dan kegeramannya. Sabar saja…
“Ikuti maunya. Dengarkan segala keluh kesah dan amarahnya.”
“Seorang lelaki…” Gumam Cass. “Siapa?”
“Kamu sepertinya tidak asing dengan lelaki itu, mengingat kamu pernah bekerja dengan Roscoe Orville,” ungkap Emmet.
Cass terdiam mendengar nama almarhum ayahnya disebut.
“Aku tidak asing dengan lelaki itu…” Cass lalu menggumam sambil mengerutkan keningnya.
Emmet melanjutkan ucapannya, “Perusahaan pesaing dari Cirillo Group Company adalah Orville Corporations. Kamu mungkin tahu karena pernah menjadi bagian dari tim sekretaris Roscoe Orville.”
Cass mengangguk sebagai gestur mengiyakan.
“Nah… Ehm… Ini sebetulnya obsesi yang aneh. Entah kenapa Elle tidak menyukai lelaki itu…” Emmet menahan senyumnya.
“Siapa?” Cass kembali bertanya.
Emmet menatap Cass, “Elle memiliki rasa tidak suka pada Rexton Cassius Orville.”
Cass melotot kaget.
Aku? Si Brielle tidak menyukaiku? Ada apa dengan perempuan itu?
“Jangan kaget,” Emmet tersenyum simpul. “Sebetulnya putra dari Roscoe Orville itu tidak memiliki kesalahan apapun. Hanya saja, ketika Elle mendengar kabar kalau Rexton Orville menjadi CEO dari Orville Corporations dan beritanya ada dimana mana, ada tanya yang mengganggunya.
“Lelaki bernama Rexton itu tidak pernah memunculkan diri.
“Hal itu membuatnya penasaran sehingga dalam pikirannya, putra dari Roscoe Orville tersebut memiliki masalah. Katanya lelaki tersebut terganggu mentalnya lah, atau terganggu kesehatannya lah, bahkan… Elle berpikir kalau lelaki itu mungkin buruk rupa.”
Cass secara reflek langsung bangkit dari kursi, “ITU SALAH. Rexton tidak buruk rupa dan tidak terganggu mentalnya.”
Emmet tertawa terbahak bahak, “Secara pribadi aku bisa menebaknya kalau Rexton Orville tidak begitu. Kamu tenang saja.
“Tapi… Elle tidak akan percaya sampai melihat sendiri lelaki itu dalam kondisi baik baik saja dan tidak ‘buruk rupa’.
“Karena kamu pernah bekerja bersama Roscoe Orville, aku pikir Elle pasti akan menanyakan soal lelaki itu kepadamu. Itu sebabnya aku bercerita.”
Cass duduk sambil menahan kekesalannya.
Ada apa dengan otak si Brielle? Aku kok jadi kesal.
Tiba tiba saja rasa geram menguasai dirinya.
“Hai,” suara perempuan yang tidak asing menyapa mereka.
Cass pun menoleh dan melihat sosok Brielle Cirillo ada di belakangnya. Ia berdiri sambil membalikkan tubuhnya hingga menghadap ke arah Elle.
“Oh hai..” Elle merasa kaget ketika menyadari kehadiran Cass di ruangan tersebut. Kaget yang bercampur senang. Rasa itu langsung membuncah karena bisa kembali melihat lelaki yang menolong Emmet tersebut.
Cass yang tadinya geram dan kesal, langsung berubah luluh saat memperhatikan pesona perempuan yang ada di hadapannya.
Elle tampil menawan dengan gaun ketat semata kaki yang memiliki belahan hingga ke paha. Kakinya yang jenjang mengintip dari balik gaun berwarna biru langit tersebut. Bagian atasnya yang tanpa kerah mempertontonkan keindahan buahdadanya yang menyembul sempurna.
Rambutnya terurai sempurna menutupi leher dan bahunya yang putih mulus. Harum parfum beraroma citrus dan aquatic semerbak menggelitik hidungnya.
Cass menelan air liurnya.
Ia membalas sapaan Elle dengan sedikit gugup, “Ha.. Hai…”
Tubuhnya mendadak hangat. Entah kenapa, ada rasa senang yang menyeruak hingga sanggup melupakan rasa marahnya.
Cass mencoba menenangkan debar jantungnya yang semakin kencang memperdengarkan dentumannya.
Oh.. Ada apa denganku? Tadi marah, sekarang senang.