Efrain meminta Indira melepas batang kejantanannya dan membereskan bajunya yang berantakan sementara dia melihat dari layar di dekat pintu. Rupanya itu ibunya. Dia menghampiri Indira dengan cepat. “Mami saya datang, kamu duduk saja santai ya,” ucap Efrain yang terlihat sedikit panik, namun mencoba menyembunyikan kepanikannya. Dia pun membuka pintu sambil membawa bantal sofa, bagian bawah tubuhnya yang masih menegang di balik celana pendeknya bukanlah hal yang wajar dipertontonkan pada ibunya kan? “Ngapain mami datang?” tanya Efrain tanpa mempersilakan ibunya masuk. Wanita yang usianya sudah enam puluh tahunan itu memang masih tampak bugar dengan rambut seleher yang rapih. Tas mahal tercangklong di lengannya. “Ibunya datang bukannya disambut?” ujar ibunya mendorong pintu itu agar te