Bab 1

962 Words
Jantung Kaylee berdebar cepat, baru saja dua minggu ini ia hidup dengan tenang. Sekarang dirinya harus mempersiapkan diri untuk menyambut siksaan neraka itu kembali. “Daddy, please ... jangan pergi! Jangan tinggalkan Kaylee sendiri disini, jika boleh bahwa Kaylee bersamamu,” pekik gadis itu dalam hatinya sambil menatap penuh harapan pada Libert. “Jangan lupa dengan oleh-oleh kita ya, Dad,” ucap Alisa sambil menatap arah Kaylee. Ditatap oleh sang adik tiri, Kaylee hanya bisa menundukkan kepalanya. “Tentu saja, apa yang kamu inginkan?” “Aku ingin kalung mutiara dari Frank & Co yang baru diluncurkan itu.” Libert pun tertawa mendengar permintaan putri keduanya. “Baiklah, Daddy akan membelikannya untukmu. Kalau kamu Kay? Apa yang kamu ingin dari Daddy?” tanya Libert sambil menatap putri pertamanya. “A—aku ...” “Tidak ada lagi coklat. Lihatlah tubuhmu, setiap Daddy pulang, semakin besar saja tubuhmu itu. Harusnya kamu malu dengan adikmu, Alisa. Lihatlah betapa dia merawat tubuhnya agar tetap indah bukan semakin melebar.” Libert pun menghela nafasnya dengan kasar melihat putri kandungnya yang semakin bertambah bobot tubuhnya. “Alisa, kamu maukan mengajari kakakmu cara merawat tubuhnya?” “Tentu saja Dad, Alisa akan mengajar kak Kay hingga dirinya menjadi cantik sepertiku.” “Terima kasih sayang, memang kamu yang paling bisa Daddy andalkan,” puji Libert pada Alisa membuat Bella tersenyum lebar. “Jadi apa yang kamu inginkan selain makanan tentunya.” Libert bertanya kembali pada putri kesayangan dari mendiang istri pertamanya. “Aku tidak ingin oleh-oleh Dad, yang Kay inginkan Daddy membatalkan perjalanan ke sana.” Namun sayang, permintaan itu tidak bisa ia utarakan. “Kay ingin Dad membelikan yang sama seperti Alisa. Tapi bukan gelang mutiara seperti yang Alisa inginkan, melainkan kalung kupu-kupu.” Libert tertegun mendengarnya, baru kali ini putri pertamanya meminta sebuah perhiasan kepadanya. Bella dan Alisa yang mendengarnya, menatap penuh amarah pada Kaylee. Berani-beraninya gadis sialan itu meminta perhiasan pada Libert. “Baiklah, Daddy akan membelikannya. Kalau kamu Honey?” tanya Libert pada istrinya, Bella. “Ah ... aku tidak menginginkan apa-apa. Yang penting kamu pulang dengan selamat.” “Tentu saja Honey.” Yang mendapat sebuah kecupan dari Libert pada bibirnya. **** “Bangun gendut! Bangun!” teriak Alisa pada Kaylee yang tengah tidur. “Ada apa Alisa?” tanya Kaylee dengan suara khas bangun tidurnya. “Mana tugasku? Sudah kamu siap kerjakan?” “Sudah ... ini.” Sambil menyerahkan tugas Alisa yang sudah ia buat. Alisa pun tersenyum puas. “Buruan mandi sana dan siapkan sarapan!” perintahnya. Kaylee hanya bisa menganggukkan kepalanya dan menjalankan perintah dari adik tirinya itu. Tak ada sedikitpun kata protes yang keluar dari mulut gadis itu ketika diperintahkan. “Mom, hari ini aku pulang telat. Aku mau hangout bareng sahabatku, ada make up yang baru dirilis dan aku tak sabar untuk memilikinya,” seru Alisa dengan wajah membinarnya. “Tentu saja, Sayang. Pergilah ... beli apapun yang kamu mau,” ucap Bella sambil mengelus lembut rambut putri kesayangannya. Sedangkan Kaylee, gadis itu hanya bisa diam dan mendengar semuanya. “Mom, bolehkan aku minta sedikit uang untuk aku belanja nanti.” “Kamu butuh berapa sayang? Tadi pagi Daddy baru mengirim pesan bahwa dia sudah mentransfer sejumlah uang ke rekening Mommy.” “Benarkah?” Bella pun menganggukkan kepalanya. “Aku butuh sepuluh juta, bisakah Mom mentransfernya?” “Tentu, sepuluh juta akan Mom transfer ke rekeningmu.” “Thank you Mom, you’re the best.” Dikecupnya pipi Bella sebagai bukti sayangnya pada wanita yang telah melahirkannya. “Ibu,” panggil Kaylee yang mendapat tatapan tajam dari Bella dan juga Alisa. “Bolehkah Kay minta uang juga?” Brak Suara pukulan keras meja terdengar. “Apa kamu bilang? Uang?” Kaylee pun mengangguk kepalanya dengan tubuh bergetar hebat. “Beraninya kamu meminta uang?” hardik Bella dengan tatapan membunuh. “A—aku membutuhkan uang untuk pendaftaran kompetisi,” jawab Kaylee dengan suara kecilnya. “Pendaftaran apa?” “Pen—pendaftaran kompetisi.” “Kamu jangan berbohong! Jika ada kompetisi, Alisa pasti sibuk belajar sekarang. Lihatlah berapa banyak perhargaan yang telah dimenangkan oleh putriku ini. Tidak seperti kamu, yang bodoh! Dan sekarang, kamu membuat alasan mengikuti kompetisi untuk meminta uang,” sarkas Bella dengan suara tawa yang menggelar dibelakangnya. “Itu karena Alisa berbohong! Dia tidak pernah mengikuti kompetisi atau memenangkan piala-piala itu semua! Semua itu hanya tipu belakanya!” Plak Kembali terdengar pukulan keras namun suara tersebut bukan berasal dari meja melainkan dari tamparan yang dilayangkan Bella pada Kaylee. Alisa yang melihatnya tersenyum senang. Pagi-pagi gadis gendut itu sudah mendapat amukan dari Bella. “Berani kamu memfitnah putriku! Kamu mau ikut kompetisi itu, bayar sendiri! Jangan meminta uang sama aku karena Daddy mu tidak pernah mengirim uang untukmu!” “Bohong! Ia tahu Ibunya itu bohong,” Suara hati Kaylee berteriak. Gadis itu menangis sambil memegang pipinya yang memerah. “Sekarang pergi bersihkan dapur!” titah Bella pada putri tirinya. “Tapi Bu ... Kay akan telat masuk sekolah.” “Jangan membantah! Itu adalah hukumanmu karena telah mengacau pagi indahku.” Alisa yang sedari tadi menonton, hanya bisa menikmati. Jangan tanya bagaimana perasaannya? Tentu saja sungguh bahagia melihat kakak tirinya menderita. Alisa menghampiri Bella. “Mom, aku berangkat dulu.” Tak lupa mencium kedua pipi Bella. “Hati-hati sayang.” Alisa pun menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju mobil yang akan mengantarnya ke sekolah. Jika Alisa di antar jemput dengan supir dan mobil pribadi beda dengan Kaylee, sang kakak. Gadis gendut itu harus berangkat sekolah dengan menggunakan bus umum. Miris bukan? Inilah kehidupan dari seorang Kaylee Kath. Tak ada rasa bahagia lagi yang ia rasakan lagi. Semuanya sirna setelah Shayla Kath pergi meninggalkannya untuk selamanya dan Libert meminta izin untuk menikahi Bella yang berstatus janda satu anak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD