Setelah melalui malam bersama yang terasa seperti tragedi berbalut rejeki, Yuta dan Lauritz sama-sama canggung dan gugup setiap kali saling berdekatan. Sikap kikuk keduanya terlihat sangat jelas oleh orang-orang sekitar mereka. Lihatlah kekonyolan pagi ini! Di meja makan saja keduanya tampak malu-malu, padahal hanya tidak sengaja bersinggungan tangan saat akan memegang penjepit makanan untuk mengambil roti panggang dari piring saji. "Ngg … maaf …." Cepat-cepat Yuta menarik tangannya kembali dan tidak jadi mengambil selembar roti kering yang menjadi menu sarapannya pagi itu. "Ops, sorry!" Di saat bersamaan, Lauritz juga tersentak kaget. Sama seperti Yuta, dia pun cepat-cepat menjauhkan tangan. Keduanya bertatapan sekilas, lalu Yuta menunduk, sementara Lauritz mengalihkan pandang ke arah