“Lo udah inget semua yang gue ajarin?” Dani yang sedang mengemudi terlihat sedikit tegang hari ini, padahal biasanya lelaki itu ekstra santai dan cuek. Ketegangan Dani itu jelas menular kepada Yuta. “Udah.” Yuta mengangguk gugup. Dani melirik tajam, kemudian kembali menatap jalanan di depan. “Inget lo harus bersikap gimana begitu masuk nanti?” Yuta mengangguk cepat, lalu mengulangi kata-kata yang sudah Dani ulang-ulang sejak dua hari yang lalu. “Harus berdiri tegak, bicara yang tenang, percaya diri.” “Bagus!” Dani mengangguk senang, tetapi belum cukup sampai di sana. “Terus apa yang harus lo lakuin?” Yuta menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya kencang. “Sapa semua orang yang di dalam, perkenalkan diri, jangan lupa harus senyum, muka enggak boleh kelihatan tegang.” “Pinter!” Da