Seketika Yuta dilanda kepanikan dan benaknya dipenuhi tanya. Ke mana pria ini mau membawanya? Kenapa main rangkul-rangkul saja macam begini? Apa pula yang langsung saja? “Jangan takut!" bisik Dani yang menangkap jelas ketakutan di wajah Yuta. "Gue temenin.” Meski terpaksa, Yuta mengikuti langkah Iqbal. Pria itu membawanya ke sebuah ruangan dengan banyak kaca dan meja rias. Yuta jadi teringat dengan ruang rias khusus untuk model utama dalam peragaan busana yang dulu kerap diikutinya. “Nah, coba kamu baca!” Iqbal menyerahkan sebundel kertas ke tangan Yuta dengan kondisi halaman yang sudah terbuka. Yuta menerimanya dengan kebingungan. “Ini apa?” “Ini contoh naskah. Kamu baca, bayangkan situasinya, bayangkan kamu jadi tokoh bernama Nina dalam naskah ini." Iqbal menjelaskan sambil menunjuk