Saran Sesat

1103 Words
Keyra melepas baju kebaya sederhana yang melekat di tubuhnya. Baju yang di berikan sang ayah padanya saat akan ijab qabul tadi. Dari semua orang yang menatapnya penuh benci dan kecewa, hanya sang ayah yang masih mau memberinya perhatian. Pipinya terasa sakit dan perih bekas salam sayang dari tangan besar Om Kana, tapi tubuh Keyra terasa ringan begitu air hangat mengguyur kepala sampai ujung kakinya. Apa yang Om Kana lakukan memang menyakitkan, tapi ini bukan akhir, justru awal Keyra harus berjuang demi tujuannya, memliki Om Kana sepenuhnya. Ia harus bisa mengambil hati Om Kana bagaimanapun caranya. Amarah dan tamparan Om Kana sebanding dengan apa yang ia lakukan. Jadi, Keyra tidak akan menangis untuk meratapi rasa sakit di pipinya. Setelah selesai mandi Keyra bercermin, ternyata tangan Om Kana meninggkan tanda merah. Sungguh suami yang kejam, alih-alih memberi tanda di d**a atau lehernya sebagai pengantin baru, malah pipinya dibuat babak belur. Pikir Keyra. Keluar dari kamar mandi, Keyra tak menemukan Om Kana ada disana, sepertinya sedang keluar. Keyra tak peduli, melihat bantal empuk tubuhnya ingin segera berbaring. Sudah dua malam ia tak dapat tidur dengan nyenyak, karena memikirkan Om Kana. *** Kana duduk terdiam di sebuah klub malam bersama Handi, dan Nino, sahabatnya. Sudah beberapa gelas minuman ia tenggak tapi belum mampu menghilangkan kesadarannya. Otaknya masih memikirkan satu orang yang hari ini menghancurkan dunianya. Kenapa Keyra tega memfitnahnya. Benarkah karena keponakan kecilnya itu memiliki rasa cinta padanya? Atau mungkin sebenarnya dia hamil bersama pria lain dan menjebaknya agar janin didalam kandungnya punya ayah saat lahir? Keyra benar-benar sulit di tebak. Selama ini Kana kira dia gadis yang baik, pulang larut malam pun tidak pernah. Keluarganya juga termasuk orang yang sangat menjaga kehormatan dengan mengingatkan anak cucunya agar tidak terjebak dalam pergaulan bebas yang merugikan. Bahkan padanya saja mereka bisa membuatnya percaya jika menyentuh wanita di luar pernikahan itu salah. Apa mungkin Keyra yang terlihat penurut itu justru melakukannya secara diam-diam karena merasa terkekang dengan nasehat keluarganya? Apapun itu, Kana tak bisa menerimanya. Ia membenci Keyra yang sudah menghancurkan rencana bahagianya. Ia tak bisa memaklumi alasan apapun yang membuat Keyra melakukan fitnah padanya. Dan Keyra akan merasakan buah dari perbuatan jahatnya. "Pulang Ka, mau lo minum sampai habis puluhan botol tidak akan mengubah jalan hidup lo karena udah nikah sama Keyra. Sekarang keponakan kesayangan lo itu udah jadi istri. Gue tahu memang berat karena tidak sesuai rencana, tapi ya mau gimana lagi, mungkin udah takdir lo begini." "Enak banget lo ngomong ini takdir. Jangan salahkan takdir, yang salah itu Keyra. Apa lo juga percaya sama apa yang di katakan Keyra, Han? Tentang kehamilan itu?" tanya Kana tak terima. "Nggak, Ka. Gue tahu siapa dan bagaimana lo. Kayaknya emang nggak mungkin, bahkan gue yakin sampai detik ini lo masih perjaka," jawab Handi. Nino menginjak kaki Handi yang ada di bawah meja. Merasa apa yang diucapkan Handi tak sesuai dengan kondisi Kana saat ini. Siapa tahu sebelum datang ke klub Kana sudah melakukan malam pertama lebih dulu bersama keponakan tersayangnya. Mereka tidak sedarah dah Keyra cantik dan body-nya menarik. "Apa yang harus gue lakukan setelah ini? Gue yakin akan kehilangan segalanya setelah terlihat menjadi anak angkat yang tidak tahu diri. Gue tidak takut hidup miskin, masih punya tenaga dan otak. Tapi gue benci Keyra jadi istri gue. Setelah kita dibuang oleh keluarga Bagaskara, Keyra akan ikut gue. Bagaimana caranya agar di pergi dengan sendirinya, mengakui fitnahnya, dan gue bisa tetap melanjutkan hidup dan rencana gue." Dua pria yang tak kalah tampan dari Kana itu saling menatap, bepikir bagaimana mereka bisa menolong sahabatnya dari jerat sang keponakan. "Gini deh Ka, kalau emang lo beneran nggak bisa terima jadi suami Keyra dan pengin dia lepas dari lo, caranya gampang. Keyra itu anak orang kaya, manja, biasa hidup nyaman dan lebih dari berkecukupan. Kalau lo ajak hidup miskin dan susah dia pasti nggak akan kuat. Gue yakin di akan balik ke keluarganya dan mengakui kebohongannya." Ucap Nino berusaha memberi Kana jalan keluar. Kana terdiam, berpikir jika saran Nino ini ada benarnya. "Dan saran gue daripada lo nggak dapetin apa-apa dari pernikahan ini, cuma dapat malu dan marah, manfaatkan Keyra sebagi istri. Kalau nggak lo rugi. Gue tahu lo selama ini menahan diri untuk nggak bungkus cewek tiap kesini. Menahan diri untuk tidak menyentuh Laras sebelum menikah. Gue tahu seberapa kecewa karena malam ini lo gagal melepas keperjakaan makanya sampai mau buka botol dan minum. Nggak usah ragu karena saat ini lo sah untuk menyentuh tubuh Keyra dalam gaya apapun, dia bukan lagi keponakan, sudah sah jadi istri dan harusnya Keyra sudah siap dan tahu apa saja tugas dan kewajiban setelah jadi istri. Selain itu lo juga bisa tahu Keyra lagi hamil atau enggak." Ucap Handi menambahkan. "Bagaimana caranya tahu dia hamil atau tidak hanya dengan menyetubuhinya?" tanya Kana tak mengerti. "Lebih anget, Ka," sahut Nino. "Lalu apa kalau dalam keadaan tidak hamil rasanya akan sedingin es?" "Oh s**t, Kana lo bener-bener bujang tua tanpa pengalaman. Manfaatkan Keyra buat mengasah kemampuan bercinta kalau gitu, Ka." Kana memijit kepalanya memikirkan saran kedua sahabatnya. Ia tidak serius ketika menanyakan apa perempuan tidak hamil rasanya sedingin es. Walaupun belum pernah sampai kesana, ia sudah dewasa, mustahil tidak mencaritahu tentang kegiatan seperti itu. Dirinya lelaki normal, hanya saja tak mau sembarangan melakukan hubungan dengan wanita, takut merusak masa depannya. Dia hanya akan melakukan itu dengan wanita pilihannya. Sayangnya Keyra merusak segalanya. Kana menatap kedua sahabatnya yang sudah mulai menerima kedatangan wanita cantik sebagai teman minum. Mereka yang tahu ia tak pernah mau menerima perempuan tak lagi menggodanya. Dalam hati Kana mengucapkan terimakasih pada dua sahabatnya yang bahkan sudah tahu dirinya akan jatuh miskin, tapi tak meninggalkannya. Entah saran yang mereka berikan sesat atau tidak, tapi hanya pada merekalah Kana bisa berkeluh kesah. Memberikan Keyra pelajaran sampai dia merasa lelah dan pergi dari hidupnya pasti akan dia lakukan. Tapi untuk menyentuhnya apa dirinya sanggup? Tanya Kana dalam hati. Keyra adalah keponakan yang ia jaga sejak kecil. Dari dia hanya meminum ASI sampai pertama mendapat suapan makanan saja Kana masih ingat. Bahkan ketika Keyra belajar berjalan untuk pertamakali ia yang menuntunnya. Semua bayangan dari Keyra bayi hingga tumbuh dewasa bagai sebuah kaset yang di putar ulang di memori kepala Kana. Dia menyayangi Keyra sebagai keponakan lebih dari kata tulus. Menyetubuhinya sebagai paman tak pernah terlintas di otaknya. Tapi kalau Keyra saja sampai hati memfitnahnya, kenapa dirinya tidak tega menyentuhnya? Kana menenggak minuman lagi sampai kepalanya terasa sedikit pusing. Hingga ia mendengar bisikan di telinganya. "Wujudkan saja tuduhan Keyra. Dia yang merendahkan dirinya sendiri. Dia juga muda, cantik, dan seksi. Tidak sulit menyentuhnya walau tanpa rasa cinta." Tiba-tiba bayangan Keyra dengan tubuh polos memenuhi kepalanya. Sepertinya ia sudah mulai mabuk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD