Pagi-pagi sekali, Khanza sudah rapi dengan stelan seragamnya. Ia ingin cepat cepat berangkat sekolah sebelum dipaksa sarapan oleh mamanya. Ia juga minta diantar sopir. Bukan papanya. Khanza berhenti ke Atm. Mencairkan uang yang selalu papanya kirim. Syukurlah hampir ada duaratus juta. Khanza hanya mencairkan lima puluh juta. Tekadnya sudah bulat. Hari ini ia akan menggugurkan kandungannya. Membayangkan hamil diluar nikah, ia tidak sanggup. Apalagi tidak ada Kris yang mendampingi. Khanza tidak mau di cap sebagai anak tidak baik. "Pak, nanti gak usah dijemput. Aku nanti pulang sama teman." ucap Khanza pada sopirnya. Sopir pribadinya itu mengangguk. Setelah sampai kelas, Khanza melihat Fitri yang tampak kusut dengan wajah yang semua lebam. Khanza tertawa sinis, jiwa-jiwa jahatnya selalu