31

1385 Words

Suara detik jam di ruangan itu seolah berpacu dengan dentuman di kepala Salina. Ia duduk di balik meja kerja besar bergaya klasik, dengan layar laptop terbuka dan beberapa berkas berserakan di hadapannya. Mata Salina menelusuri angka-angka di laporan keuangan—lagi dan lagi. Sorotan matanya tajam, namun kelelahan jelas tergambar di sana. Laporan per kuartal Pranata Group menunjukkan penurunan saham yang tak bisa lagi diabaikan. Bukan hanya sekadar fluktuasi kecil, tapi indikasi nyata bahwa perusahaan peninggalan almarhum papanya sedang goyah. Padahal jika ia mau, ia bisa menyerahkan ini semua kepada suaminya. Dante Attala Bramasta. Sosok yang namanya sudah menjadi jaminan keberhasilan dalam dunia bisnis. Ia bisa menyentuh perusahaan yang nyaris bangkrut dan mengubahnya jadi raksasa dalam

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD