“Kamu harus percaya sama aku, Sayang,” ujar Dimas sambil mendekati Siska. “Kalau aku nggak peduli sama hubungan kita, aku nggak mungkin ada di sini, sekarang, bareng sama kamu.” Angel tersenyum sinis di balik pintu. “Dasar laki-laki tukang selingkuh,” gumamnya dengan suara rendah. “Kamu harus lebih dewasa, Sayang,” rayu Dimas. “Kalau aku nggak mementingkan kita, nggak mungkin waktu ulang tahun kemarin aku lebih memilih menghabiskan hari bareng kamu daripada di acara surprise yang Angel bikin.” Angel tersentak. “A-Apa?!” “Ya, tapi itu nggak cukup, Kak,” Siska menjawab cepat. “Aku butuh pengakuan dari Kakak! Aku pengin hubungan kita terbuka, seperti hubungan Kakak dengan Angel.” “Sayang, semua itu ada waktunya,” ujar Dimas dengan nada yang lebih lembut. “Tapi kapan?!” Siska semak