Keesokan harinya, Angel terbangun dan merasakan ranjang di sebelahnya sudah kosong. Alex ternyata sudah pergi. “Kebiasaan, deh, Mas Alex. Kalau pulang pasti, enggak pernah bilang-bilang,” gumamnya dengan bibir yang sedikit manyun. Namun, ada senyum tipis di wajahnya saat ia mengingat kebersamaan mereka semalam, kenangan manis yang masih terasa hangat dalam pikirannya. Sambil menahan kantuk, Angel melangkah keluar kamar menuju dapur untuk mengambil segelas air. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar percakapan serius dari ruang tamu. Suara Andra dan Shintia terdengar jelas, mereka sedang berbicara di telepon. “Alex, Desi, gue sama Sintia minta tolong sekali lagi ya, sama kalian,” kata Andra, suaranya terdengar tegang. “Gue sama Shintia harus keluar kota lagi untuk beberapa hari. N