Sejak percobaan racun yang hampir merenggut nyawa Kaisar, Xin Yao tidak pernah lagi membiarkan sepotong makanan pun masuk ke dalam mulut Min Hao tanpa ia periksa terlebih dahulu. Setiap nampan yang masuk ke Istana Hanyuan harus melewati ritual khasnya—dicium, diaduk, bahkan terkadang dicicipi sedikit. “Berhenti menciumi makanan itu, Xin Yao, kau mau jadi anjing pelacak atau apa?” Kaisar Zhen mendengus, meski matanya menatap geli tingkah laku wanita yang sudah mencuri perhatiannya itu. Xin Yao tak peduli. Ia mencium semangkuk sup dengan serius. “Kalau perlu, saya jadi anjing pelacak, asal Nyawa Yang Mulia tidak melayang.” “Kalau kau terus begini, aku bisa mati bukan karena racun, tapi karena terlalu kenyang melihat tingkahmu,” balas Kaisar dingin, tapi ujung bibirnya terangkat. Xin Yao

