PINTU masih bersuara keras sampai ke dalam kamar. Aku hanya bisa menunggu dari sini, dengan kepala bersembunyi di balik selimut dan mengusik tidur laki-laki yang terlelap di atas ranjangnya sendiri. Apa ia tidak terganggu sama sekali dengan suara-suara keras itu? Masih dengan mata terpejam, aku kembali merangsek mendekati Bian, menyembunyikan tubuhku di balik selimut tebalnya, dan berharap tak seorang pun bisa menemukan keberadaanku di sini. Walaupun percuma, bila orang itu menerobos masuk dan menyibak selimut yang menyembunyikan tubuhku untuk sementara waktu. Aku berniat bangun dan mencari tempat persembunyian lain. Baru saja duduk, sebuah lengan menarik tubuhku kembali terjatuh ke ranjang. Lengan itu menarik tubuhku dengan kuat dan menahanku agar tak beranjak sedikit pun. Aku membuka m