BIAN menunjukkan dirinya tepat malam hari sebelum pesta dimulai. Ia menjemputku di depan rumah sama seperti yang Axa ucapkan padaku beberapa saat yang lalu. Bian sudah berpakaian rapi dengan kemeja putih yang dibalut jas berwarna hitam. Bian tersenyum saat melihatku malam ini. Aku sengaja memakai gaun berwarna hitam, karena aku yakin ia akan memakai jas hitam sebagai pakaiannya. Aku tahu itu, karena ia memiliki selera berpakaian yang membosankan. "Kau cantik," ujarnya, saat aku melangkah mendekatinya. "Kupikir, kau telah melupakanku," ujarku saat aku berdiri di hadapannya. Bian tersenyum. "Jujur saja, aku tidak bisa melupakanmu sedikit pun." Aku mendengkus lalu memberinya satu pukulan di perut. Kupikir ia akan menghindari pukulanku, nyatanya ia menerima pukulanku itu dan mengerang kes