Entah kenapa rasanya, hati Aafia tidak tenang usai kepergian Rasi beberapa menit lalu. Rasanya ada yang menjanggal di hatinya, dan jujur saja, perasaan cemas tak beralasan melingkupi dirinya. Helaan napas berat keluar dari hidungnya, Aafia menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Padahal ia harus membuat tugasnya sesegera mungkin, karena deadline tinggal beberapa hari lagi. Tringg! Sebuah notifikasi aplikasi pesan terdengar dari benda pipih milik Aafia, dengan sedikit malas ia meraih benda pipi itu yang terletak di ujung meja. Matanya berbinar ketika mendapati nama Rasi yang terpampang di layar ponselnya. Kak Rasi Kamu tidak lupa mengunci pintu kan? Aafia terkekeh pelan membaca pesan singkat itu. Kenapa suaminya itu menanyakan hal yang tidak penting? Jelas sekali apartemen mere

