Albert turun dari mobil dengan langkah cepat. Wajahnya yang biasanya dingin dan tegas kini tampak berbeda—ada semacam kehangatan yang tak bisa disembunyikan, seolah ia membawa pulang bukan hanya barang-barang mahal tapi juga rindu yang tertumpuk selama beberapa hari ini. Tangannya penuh kantong belanja bermerek mahal, matanya mencari sosok Kiara yang berdiri di beranda mansion.
Kiara yang sedari tadi berdiri menunggu di beranda tertawa kecil. Senyum tipis muncul di bibirnya saat melihat pria yang kini menjadi suaminya itu tergesa-gesa mendekat. Gaun rumah berwarna pastel yang dikenakannya bergoyang ringan ditiup angin sore. Suasana tenang, mewah, tapi juga terasa hangat dalam diam.
Begitu sampai di hadapan Kiara, Albert langsung memeluk tubuh ramping itu dengan kuat. Benda-benda belanjaa
