Mimpi buruk Lana

1222 Words
Saat ini Dante sedang bersiap-siap untuk kembali ke Indonesia setelah hampir satu bulan lamanya ia tinggal di Amerika. Kenapa Dante bisa selama ini berada di Amerika selain karena sang mommy meminta dirinya untuk tinggal lebih lama disini dan juga menikmati liburan keluarga yang jarang terjadi tapi Dante juga melakukan beberapa pertemuan dengan klien-klien penting yang kebetulan berada di Amerika. Jadi bisa dibilang Dante berlibur sambil bekerja. Tapi ia tak bisa lagi menunda lagi kepulangannya karena begitu banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Maka dari itu hari ini ia harus segera kembali ke Indonesia walaupun sang mommy masih saja meminta dirinya untuk tinggal disini lebih lama lagi. "Apa kamu tidak bisa menunda lagi kepulangan kamu Dante?" tanya Wanda yang sedang membantu sang putra sulung beres-beres. "Come on mom kita sudah membicarakan ini dan aku sudah bilang sama mama kan kalau aku gak bisa menunda lagi kepulangan aku ke Indonesia. Aku sudah terlalu lama disini dan di Indonesia sudah banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Apa mommy mau jika perusahaan yang telah dirintis oleh Daddy hancur gara-gara aku sebagai pemimpin gak bisa menjalankan perusahaan dengan baik. Lagipula mommy juga gak akan lama lagi akan pulang juga kan? Jadi gak apa-apa kita berpisah sebentar dan nanti kita bisa bertemu kembali." Dante mencoba memberikan penjelasan kepada sang mommy. Berat bagi Wanda untuk melepaskan kepulangan sang putra. Walaupun Dante sudah berusia 30 tahun tapi bagi Wanda Dante masih putra kecilnya. Tapi walaupun begitu Wanda sadar jika putranya ini memiliki pekerjaan lain yang harus di selesaikan. Maka dari itu ia tak boleh egois. "Mana mungkin mommy membiarkan perusahaan jadi terbengkalai gara-gara kamu tak mengurusnya. Hanya saja mommy ingin kita bisa menikmati waktu bersama sebagai keluarga. Setelah Dyandra menikah dan pindah ke Amerika kita jadi jarang bisa berkumpul seperti ini. Kalaupun nanti kita berkumpul lagi maka hanya bisa dilakukan oleh waktu-waktu tertentu aja. Di tambah lagi kamu juga sekarang yang sibuk mengurus perusahaan menggantikan Daddy kamu mommy kan jadi merasa kesepian ketika kamu sibuk dengan pekerjaan kamu. Andai saja kamu menikah dan istri kamu tinggal bersama dengan mommy mungkin mommy tak merasakan kesepian," jawab Wanda sambil menampilkan ekspresi lesu. "Hahhhh...." Dante menghela nafas ketika mendengar apa yang dikatakan oleh sang mommy. Seharusnya ia tahu jika pembicaraan ini akan mengarah ke soal pernikahan dirinya. Padahal Dante sudah sering bilang kepada sang mommy jika saat ini ia sedang tak ingin membicarakan soal pernikahan karena fokus Dante adalah soal pekerjaan saja. "Seharusnya Dante tahu kalau arah pembicaraan mommy pasti membahas soal itu. Dante kan sudah bilang sama mommy jika saat ini Dante tidak ada rencana untuk menikah dalam waktu dekat karena memang Dante sedang fokus dengan perusahaan keluarga kita. Jadi Dante harap mommy bisa mengerti dengan keputusan yang Dante telah ambil," kata Dante mencoba untuk memberikan penjelasan kepada sang mommy. "Mommy tahu jika kamu pernah bilang soal ini. Tapi mommy kan juga ingin melihat kamu menikah dan punya anak seperti Dyandra. Gimana kalau mommy gak punya waktu untuk melihat itu semua. Apa kamu gak mau bila mommy bisa melihat kamu menikah dan punya anak?" tanya Wanda yang mulai bersuara sedih. Dante seharusnya tahu jika sang mommy akan menjadi drama Queen jika itu menyangkut soal dirinya yang sampai detik ini belum menikah. Padahal jelas-jelas sang mommy tahu jika dirinya memang sedang tak berpikir soal pernikahan tapi sang mommy selalu membahas soal itu dan itu membuat Dante terkadang bingung harus seperti apa. "Ayolah mommy pasti akan bicara seperti itu jika membahas soal aku yang belum menikah. Kalau gitu aku akan mempertimbangkan soal itu. Kalau aku menemukan wanita yang cocok aku akan membawa wanita di hadapan mommy secara langsung jadi mommy tak perlu merasa khawatir jika tak bisa melihat aku menikah nantinya," jawab Dante yang mengalah untuk kali ini. "Kalau menunggu kamu sampai menemukan wanita yang seperti itu pasti masih sangat lama. Gimana kalau mommy kenalkan dengan putri dari teman mommy? Namanya Friska seorang dokter gigi yang usianya 25. tahun. Dia juga berasal dari keluarga yang baik-baik dan pastinya cantik. Gimana kamu mau ketemu dulu gak sama gadis bernama Friska itu?" tanya Wanda penuh harap. "Mom, aku gak mau pakai acara dikenalkan seperti itu. Aku kan udah janji sama mommy jika aku sudah menemukan seseorang yang cocok maka aku akan langsung mempertemukan wanita itu kepada mommy jadi mommy tak perlu khawatir sama sekali," tolak Dante dengan sangat tegas. "Ketemu aja gak masalah kan Dante. Siapa tahu kamu akan tertarik dengan wanita itu dan akhirnya jatuh cinta dengan wanita itu. Mommy juga gak memaksa kamu untuk segera menikah dengan wanita itu juga yang paling penting kenalan dulu sama anak teman mommy itu," kata Wanda yang masih tak menyerah. "Ayolah mom ini sudah tahun berapa dan ini juga bukan saatnya yang namanya perjodohan yang gak penting. Dante sudah dewasa dan sudah bisa mengambil keputusan sendiri untuk hidup Dante. Jadi Dante harap mommy gak usah ikut campur dengan apa yang Dante lakukan. Apalagi mengenai pendamping hidup buat Dante sendiri. Dante sangat tahu mana wanita yang tepat untuk menjadi istri Dante nantinya. Jadi Dante harap mommy bisa mengerti dengan apa maksud Dante." Dante pun mulai mengambil sikapnya. Selama ini memang sang mommy terus berusaha mengenalkan beberapa anak dari temannya untuk sekedar bertemu dengan dirinya. Dan ini bukan kali pertama sang mommy melakukannya. Sebenarnya Dante tahu maksud sang mommy sangat baik tapi Dante paling gak suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan perjodohan seperti ini. Kalaupun nanti ia menikah ia akan menikah dengan wanita pilihannya sendiri tanpa campur tangan dari sang mommy. "Kamu dari dulu memang keras kepala. Padahal mommy hanya ingin melihat kamu bahagia dan tak sendiri lagi. Ini sudah lebih dari 3 tahun sejak kamu berpisah dengan kekasih model kamu itu. Dan selama itu juga mommy gak pernah melihat kamu dekat dengan wanita manapun. Dan itu membuat mommy merasa khawatir jika kamu gak suka dengan wanita lagi. Kamu masih suka dengan wanita kan?" tanya Wanda penuh selidik. "Mom......" Dante langsung beraksi ketika sang mommy berkata seperti itu. Bisa-bisanya sang mommy mengatakan bahwa dirinya tak suka dengan wanita. Walaupun memang perpisahannya dengan mantan kekasihnya itu menggores luka yang dalam di hatinya tapi tak membuat Dante berubah orientasi seksual. Ia masih sangat menyukai wanita terutama saat ini ia sangat penasaran dengan satu wanita yang membuatnya bisa merasakan gairah seksual kembali. "Pokoknya mommy gak mau tahu secepatnya kamu harus memperkenalkan seorang wanita kepada mommy kalau kamu gak mau sampai mommy salah sangka dengan kamu," perintah Wanda dengan tegas. Setelah mengatakan semua itu Wanda pun memilih pergi dari kamar Dante dan meninggalkan Dante sendirian. Ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikir sang mommy yang terkadang sangat susah di tebak. Tapi mana mungkin Dante bisa memperkenalkan seorang wanita kepada sang mommy jika dirinya sendiri tak punya pandangan siapa wanita yang akan ia ajak untuk bertemu dengan sang mommy. Sementara itu di sebuah ruangan perawatan di rumah sakit tampak seorang gadis yang terlelap tidur di sofa yang tak jauh dari ranjang perawatan sang ibu. Dari jauh bisa dilihat jika tidur gadis itu sangat tidak nyenyak bahkan bisa dibilang saat ini ia sedang mengalami mimpi buruk. Keringat bercucuran dari dahinya dan juga raut ketakutan terlihat jelas di wajahnya. Hingga akhirnya gadis itu membuka matanya karena mimpi itu benar-benar membuatnya takut. Gadis itu mulai mengatur nafasnya karena memang mimpi itu sepeti kenyataan di mata gadis yang bernama Alana itu. "Apa benar nasib aku akan seperti di mimpi buruk itu?" tanya Lana dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD