Lana akhirnya bisa tersenyum dengan lebih besar ketika mendengar apa yang baru saja dokter Budi katakan kepada dirinya. Dokter Budi mengatakan jika proses pemulihan sang ibu berjalan dengan lancar bahkan sudah semakin membaik dari hari ke hari. Tentu saja itu adalah kabar yang membahagiakan bagi Lana. Jadi sekarang Lana tinggal menemani sang ibu hingga pulih total. Dan juga ia akan bekerja lebih keras lagi agar bisa memenuhi semua kebutuhan sang ibu.
Dengan membawa makanan yang ia beli di kantin Lana berjalan menuju kearah kamar perawatan sang ibu. Malam ini rencananya ia akan menginap di rumah sakit karena memang besok hari Sabtu jadi ia tak harus pergi ke kantor. Bahkan tadi ia sudah membawa beberapa bajunya yang akan ia gunakan untuk menginap sampai hari Minggu.
Ketika ia sampai di ruang perawatan sang ibu ia masih melihat sang ibu tertidur karena sebelum meninggalkan sang ibu tadi ada perawat yang memberikan obat untuk sang ibu sehingga sekarang sang ibu sudah terlelap tidur. Setelah meletakkan beberapa barang bawaannya Lana duduk di samping ranjang sang ibu. Ia pun langsung membetulkan selimut yang menutupi tubuh sang sang ibu agar sang ibu tak kedinginan. Setelah memastikan jika sang ibu baik-baik saja dan benar-benar tertidur dengan lelap Lana pun berdiri dari kursinya dan berjalan menuju meja yang isinya makanan yang tadi ia beli di luar. Tadi Lana sempat membeli nasi goreng untuk dirinya makan malam karena memang ia belum sempat untuk makan malam.
Dengan sangat lahap Lana memakan habis nasi goreng yang dibelinya tadi. Sambil sesekali ia melihat ponselnya. Dering ponselnya dari tadi tak pernah berhenti. Banyak pesan yang masuk ke dalam ponselnya Lana dan tentunya pesan-pesan itu berasal kantornya. Memang dari tadi pagi di kantornya sudah dihebohkan dengan gosip yang beredar tentang pemilik perusahaan mereka yang katanya sedang mencari sekretaris baru. Banyak karyawan yang ingin mengajukan diri untuk menjadi sekretaris sang bos karena pastinya akan mendapatkan keuntungan yang besar jika bisa menjadi sekretaris sang bos di perusahaan ini. Apalagi dari informasi yang Lana dengar jika bos mereka masih muda dan tampan jadi banyak karyawan terutama karyawan wanita yang mengharapkan bisa menjadi sekretaris baru pemilik perusahaan ini. Siapa tahu mereka bisa menggoda pemilik perusahaan ini karena jika mereka menjadi pasangan pemilik perusahaan ini maka kehidupan mereka akan sangat nyaman dan enak pastinya. Karena memang pemilik perusahaan belum menikah dan tak pernah terlibat hubungan dengan wanita manapun bahkan ada rumor yang mengatakan jika pemilik perusahaan Alfonso ini tak menyukai wanita atau bisa dibilang suka sesama jenis. Tapi itu semua hanya gosip yang belum jelas kebenarannya. Maka dari itu banyak wanita di kantor masih berharap untuk bisa menjerat bos mereka itu. Lana sendiri hanya mendengarkan apapun yang dikatakan oleh para teman kerjanya karena jujur aja ia tak tertarik mengikuti hal-hal yang tak mungkin ia raih. Selain itu Lana juga sangat tahu diri jika dirinya tak akan bisa menempati posisi menjadi sekretaris di perusahaan tempatnya bekerja. Karena secara latar belakang pendidikan ia sama sekali tidak mendukung untuk bisa menempati posisi itu. Lana sudah sangat bersyukur dengan posisi yang ia dapatkan saat ini. Mungkin nantinya ia akan mendapatkan posisi yang lebih baik lagi ketika ia memiliki pengalaman yang jauh lebih baik lagi daripada ini maka dari itu Lana akan terus belajar dengan para rekan kerja serta atasannya dan tak lupa ia akan bekerja dengan sangat keras untuk memberikan hasil kerja yang tebaik yang ia bisa berikan.
"Ahhhhh.... Kenyangnya," kata Lana yang sudah menghabiskan nasi gorengnya.
Kehidupan Lana sekarang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Ia sudah bisa makan dengan lebih enak dan hidupnya juga sudah lebih tenang. Walaupun begitu terkadang Lana masih suka teringat dengan masa lalunya. Setelah sang ayah meninggal sang ibu benar-benar bekerja dengan sangat keras agar mereka bisa bertahan hidup. Lana tahu benar bagaimana ibunya bekerja siang dan malam hanya untuk bisa makan saja. Bahkan untuk uang saku pun Lana juga ikut membantu sang ibu dengan bekerja menjual makanan yang ibu masak di sekolah. Dan hasil dari penjualan makanan itu Lana tabung untuk uang sakunya dan membeli peralatan sekolah yang tak ditanggung biaya beasiswa. Lana memang selama bersekolah selalu mendapatkan beasiswa. Sehingga Lana bisa menuntaskan pendidikannya walaupun hanya sampai SMA saja. Padahal saat itu Lana mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya tapi sayangnya ia tak mengambilnya karena saat itu kondisi sang ibu memburuk sehingga Lana memilih untuk mencari pekerjaan saja. Dan ia pun melepaskan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya itu. Walaupun berat rasanya bagi Lana untuk mengambil keputusan itu tapi Lana mencoba untuk menerima semuanya. Apa yang ia putuskan adalah keputusan yang terbaik untuk kesembuhan sang ibu. Dan Lana juga berpikiran bahwa suatu saat ia bisa melanjutkan pendidikannya setelah ia punya banyak uang.
Lana kembali meminum air mineralnya setelah ia membereskan bungkus nasi goreng di meja. Ia benar-benar merasa sangat kenyang setelah menghabiskan sebungkus nasi goreng. Ketika Lana sedang menikmati sendiri tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ketika ia melihat nama Fina tertera di layar ponselnya Lana pun langsung mengangkat telepon itu.
"Halo Fin," jawab Lana ketika mengangkat teleponnya.
"Lana sekarang kamu ada dimana?" tanya Fina langsung.
"Aku ada di rumah sakit buat jagain ibu. Ada apa Fin? Semuanya baik-baik aja kan?" tanya Lana dengan nada yang penuh tanda tanya.
"Gak ada apa-apa kok. Aku cuma mau tahu kabar kamu aja. Tapi kamu baik-baik aja kan saat ini? Maksud aku gak ada orang yang mencari kamu? Ataupun mungkin kamu bertemu dengan laki-laki itu lagi?" tanya Fina dengan nada yang penuh selidik.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu Fin? Apa laki-laki itu masih mencoba mencari keberadaan aku?" tanya Lana dengan nada yang khawatir.
"Bukan seperti itu maksud aku. Aku hanya khawatir saja jika ada orang yang menemui kamu bahkan mungkin melakukan hal-hal yang tidak baik sama kamu. Karena sejak aku bilang jika kamu menolak untuk bertemu tiba-tiba saja orang itu tak pernah bertemu menemui aku lagi jadi aku khawatir jika mungkin laki-laki itu berhasil menemukan kamu. Tapi seharusnya laki-laki itu tidak bisa menemui kamu karena memang tak ada yang tahu identitas asli kamu. Walaupun begitu terkadang aku merasa cemas jika laki-laki itu tiba-tiba saja bisa menemukan kamu karena orang-orang seperti itu akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan apa yang ia mau termasuk soal wanita. Karena memang mereka dari kalangan yang kaya raya jadi uang tak jadi masalah bagi mereka asalkan mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan." Fina pun mulai menjelaskan panjang lebar tentang sosok laki-laki yang sering memakai jasa wanita penghibur.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Fina membuat Lana merasa khawatir jika laki-laki itu benar-benar berhasil menemukan dirinya bahkan tahu identitas aslinya. Karena Lana benar-benar tak pernah mau terlibat dengan urusan yang berhubungan dengan masa lalunya yang kelam itu. Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk melupakan semuanya dan memulai hidup yang baru. Tapi bagaimana jika laki-laki itu menemukan hidupnya? Apakah hidupnya akan baik-baik saja?