41. Ikhlas

1198 Words

"Dilihat dari hasil tes kemarin, saya menyarankan pasien untuk segera melakukan kemoterapi." Kalimat itu terus terngiang dalam benak Sera. Dulu, baginya kemoterapi adalah hal yang sangat menakutkan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, dia menyadari jika ini adalah jalan hidupnya. Maka, tidak ada keraguan dalam hatinya saat dia mengatakan kesediaannya meski dalam hati dia siap jika Tuhan memanggilnya kapan saja. "Aku akan menemanimu," ucap Alex sambil menggenggam erat tangan Sera. Wanita kurus dan pucat yang juga istrinya itu menjawab dengan senyuman manis. -- "Aku akan ke kantor sebentar. Lalu, pulang saat malam. Besok waktunya kemo pertama 'kan?" Alex menatap istrinya yang sedang duduk di atas kasur, bersandar pada headboard, melalui pantulan di cermin. Alex sedang sibuk mema

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD