Mata Sarah terbuka lebar begitu alarm ponselnya berdering. Bulu matanya yang panjang dan lentik bergerak indah. Kesadarannya terkumpul dengan cepat. Bukan karena semalam dia tidur dengan nyenyak, tapi karena apa yang terjadi sebelumnya antara dirinya dan Alex membuat jantungnya tidak bekerja normal sejak saat itu. Bayang-bayang itu enggan pergi. Sarah bahkan masih bisa merasakan lembut bibir Alex, menghidu aromanya yang bercampur dengan parfum, dan dadanya yang kokoh. Perpaduan semua itu membuat pipinya kembali memerah! Sarah menghela nafas, berharap jantungnya bisa sedikit bekerja sama hari ini. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi Alex setelah insiden ciuman itu. "Bodoh! Kenapa aku justru membalas ciumannya? Harusnya, aku tidak boleh segampang itu menerima bibirnya." Sarah berdecak ker