"Mas, sori ganggu sebentar. Mau minta tanda tangan buat pengajuan pelunasan yang puskesmas kemarin." Suara Nina membuat diskusi Fian dan Sarah berhenti. Dengan gerakan tangan, Fian meminta Nina masuk. "Belum lunas memangnya?" tanya Sarah. "Belum," jawab Fian sambil membubuhkan tanda tangannya. "Masih sekitar 20% lagi." "Wow! Lumayan juga." "Iya, lumayan buat THR anak-anak besok." Fian mengembalikan berkasnya sambil berterima kasih pada Nina. Tidak lama setelah Nina keluar, Putra masuk dengan wajah cemas. "Mas, ada berita buruk!" "Ada apa?" Fian mengernyit. "Acara seminarnya maju. Jadi waktu kita cuma empat bulan." Wajah terkejut Fian terlihat untuk beberapa saat. Maju satu bulan mungkin bukan masalah besar jika pesanan mereka hanya beberapa pieces, tapi mereka sedang membicaraka