"Serius nanya, sepupu kamu ada masalah apa, sih, Na, sama aku?" "Lha, kenapa lagi emang?" Itu Raga dan Ara, Aruna sedang menghitung uang hasil jualannya hari ini. Lumayan, sisa sedikit dagangannya. Yang Aruna putuskan untuk dia nikmati bersama kawan-kawan di taman kampus, agak pojok biar enak menghitung uangnya. "Tadi pagi pas ketemu, kayak yang sensi gitu." Aruna menatap Raga, senyum. Itu karena Badai adalah suaminya, meski mustahil sebabnya karena cemburu. "Tapi beneran sepupu, kan, Na?" "Iya, Ra." Aruna senyum lagi. Namun, senyumnya kali ini agak beda, dia menyesal karena harus berbohong. "Mm ... maafin Bang Badai, ya?" Raga berdecak. Tapi nggak bisa membuat Aruna sedih. Jadi, ya sudahlah. "Ini aku beli ajalah sisa dagangannya, Na," ucap Raga. "Eh, jangan. Ini sengaja digratisi