Tiba-tiba saja, suasana menjadi serius. Mata Evander tiba-tiba menatap Verlyn, membuat wanita itu canggung. "Ke ... kenapa, Pak? Ada apa di wajah saya? Ada kotorankah? Atau ada yang aneh?" tanya Verlyn. Evan tersenyum, kemudian menggeleng. "Tidak ada. Setelah beberapa bulan kamu kerja sama saya, saya baru sadar kalau kamu itu cantik." Pipi Verlyn merona mendengar ucapan Evan. "Wah ... langsung merah tuh pipi." Godaan-godaan Evan membuat Verlyn salah tingkah. Akhirnya ia putuskan bergegas untuk pergi. "Mau ke mana, Ver?" "Sudah selesai, kan ini, Pak?" "Kamu mau pergi?" Verlyn mengangguk. "Kalau begitu, minum dulu tehnya. Tega kamu, sudah saya bela-belain buat, malah nggak diminum." "Iya, Pak. Ini saya minum." Setelah mencicipi teh buatan Evan yang menurut Verlyn rasanya sangat p