"Kami sudah menikah." Mendengar kalimat itu, Verlyn diam membisu. Devano menggenggam tangan Verlyn yang ada di meja. "Maafkan aku sudah menyembunyikan semuanya dari kamu." Verlyn seperti mati rasa. Pandangannya kosong. Mulutnya terkatup rapat. Tidak salahkah apa yang baru didengarnya? "Ver ... Sayang.... Maafkan aku." "Kapan kalian menikah? Apa sebelum Dafa lahir?" tanya Verlyn. Matanya lurus ke depan, tetapi bukan menatap Devano. "Ya," jawab Devano pelan. Nyaris tanpa suara. Seketika Verlyn melepaskan genggaman tangan suaminya. "Aku tidak tahu lagi harus bicara apa. Aku tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Aku hanya bertanya-tanya, kalian anggap aku sebagai apa? Boneka? Atau, hanya sekadar pengasuh anak kalian? Atau jangan-jangan, ketika aku tidak ada di rumah, kalian meman