Dua Puluh Sembilan

2056 Words

“Air mata tak akan mampu menyelesaikan masalah, tetapi sedikit mampu untuk menjernihkan kesedihan.” _ Ana Khairunnisa _ Air mataku berjatuhan. Pedih, ditinggal sendirian, tanpa peringatan atau pemberitahuan. Aku tak begitu paham rasanya, dicintai, kemudian ditinggal pergi, tetapi ini sama sakitnya, dengan dicampakan, bahkan meskipun kami sudah menikahi. Dulu, bagi Fuad, aku adalah segalanya untuknya. Tak menyangka, kalau hari ini, dia akan begitu mengabaikanku untuk seseorang, yang dikatakan, hanya dikasihani, bukan dicintai. Aku tak mengerti, mengapa dia tega melakukannya. Apa karena kami sudah menikah, makanya, dia berpikir, bisa melakukan apa saja yang disukainya, meskipun aku tak suka? Apa dia berpikir, dia bisa melakukan hal yang sama, yang dilakukannya pada Inayah, padaku juga? Aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD