Satu tahun kemudian. “Udah, Sayang?” Ahsan berseru dari luar kamar mandi, duduk di tepi ranjang. “Bentar. Aduh, deg-degan!” Luna membalas dari kamar mandi. “Ingat, ya? Kalaupun hasilnya nggak sesuai keinginan, aku nggak masalah kok.” “Iya, iya, bentar.” Setelah beberapa detik, pintu kamar mandi terbuka. Luna keluar dari kamar mandi dengan wajah murung. Ahsan segera tahu apa yang terjadi. Pria itu bangkit dan segera memeluk Luna erat. “Jangan dipikirkan, ya? Nggak apa-apa kok meski nggak sekarang. Waktu itu juga kita kan maunya setelah kamu lulus kuliah dulu.” Luna memeluk pinggang Ahsan erat, membenamkan wajahnya di d**a sang suami. “Aku jadi nyesel kenapa pernah berdoa minta dikasih hamil setelah lulus kuliah. Ternyata sekarang aku udah pengen hamil.” Pelukan Ahsan terasa semakin