“Apa kabar, Ning?” Ahsan bertanya dengan suara pelan, nyaris hilang terbawa angin laut. “Mau jawaban jujur?” Luna malah balas bertanya. Dua insan itu berdiri bersebelahan dengan jarak satu meter yang memisahkan, keduanya menghadap pantai, membiarkan wajah mereka dibelai angin laut yang berhembus kencang. Ahsan tersenyum tipis mendengar jawaban Luna, melirik sekilas. “Iya, yang paling jujur.” Luna menarik nafas dalam. Tak langsung menjawab. Ia membiarkan keheningan menyelimuti keduanya, hanya suara deburan ombak dan gesekan dedaunan yang terdengar. Warga di sekitar pantai itu sudah masuk rumah selepas sholat isya tadi. Begitu juga Lita dan orang tuanya. Meski Lita kini sedang mengintip Ahsan dan Luna dari jendela kamarnya. “Nggak baik.” Akhirnya Luna menjawab. “Aku nggak baik-baik aja,