Danial menghela napas panjang. Perjalanan ini terasa sangat berat dan melelahkan. Berusaha mengubur semua kenangan dan impian tidaklah semudah membalik telapak tangan. Lara datang tak diundang dan nestapa sesuka hati datang menerpa. “Kenapa elu ngelakuin semua ini, Dan?” Pertanyaan Iwan membuyarkan lamunan Danial. Semilir angin di atas bukit hijau nan indah menerpa wajah muram dan mengacak rambutnya yang dia biarkan tanpa pomade di balkon sebuah vila mewah. Pandangan kosongnya menatap semua kenangan yang berlalu lalang seperti proyektor yang sedang memutar sebuah film. Sesekali dia memejam. Tangan kanannya mengepal menekan d**a seolah ada rasa sakit yang teramat sangat tertinggal di sana. “Apa gue punya pilihan, Wan? Ayu istri bokap gue. Sampai mati pun gue sama Ayu enggak bakalan bisa