Nathan menatap langit malam dengan wajah kuyu. Saat ini dia sedang duduk di sebuah lapangan bola yang sudah lama kosong dan tidak terurus. Tepat di sampingnya duduk terlihat beberapa botol bir yang sudah terguling di rerumputan. Malam ini tiba-tiba Nathan ingin menyendiri. Dia ingin menepi dari gemerlap kehidupannya sebagai seorang selebritis. Setiap kalimat yang terlontar dari bibir Hana masih terngiang-ngiang dengan jelas di telinganya. Rasa marah, pedih dan penyesalan sekarang menyesaki d**a, namun Nathan menyadari bahwa semua itu memang karena perbuatannya sendiri. Nathan pun termangu dalam pekatnya lamunan. Segala tentang Hana kini mulai menari-nari diingatannya. Tiba-tiba Nathan teringat saa-saat hari pernikahannya bersama Hana. Waktu itu dia benar-benar merasa seluruh semesta berpi