“A-ada apa?” tanya Hana dengan suara bergetar saat Nathan menariknya menuju sebuah tempat yang cukup. “N-Nathan... kamu kenapa sih?” bentak Hana lagi. Nathan tidak menghiraukan perkataan Hana dan terus menyeretnya dengan tatapan sadis. Hana menelan ludah. “Tangan aku sakit, Nath!” pekik Hana. Langkah Nathan pun terhenti. Tempat mereka berada saat ini pun juga sangat sepi. Nathan beralih menatap Hana. Menghela napas panjang sejenak, kemudian mulai berbicara dengan jemari yang masih menggenggam tangan Hana dengan erat. “Aku butuh penjelasan untuk semua ini,” ucap Nathan lirih. Hana pun menatap mata itu itu dengan berani. “Penjelasa apa?” “Ke mana kamu selama ini? di mana kamu bersembunyi selama ini, ha? apa kamu tidak tahu betapa aku mengalami waktu-waktu yang sulit karena kamu mengh